Hilirisasi Nikel Jokowi Diyakini Bisa Jaga Rupiah dari Gejolak Ekonomi

Abdul Azis Said
9 Maret 2023, 06:00
Hilirisasi nikel jokowi
ANTARA FOTO/Jojon/hp.
Tumpukan nikel di atas kapal tongkang di kawasan industri smelter nikel di Kecamatan Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara, Senin (27/2/2023).

Hilirisasi nikel diharap bisa turut mendongkrak nilai ekspor Indonesia di masa mendatang. Ditambah lagi, kenaikan ekspor produk berbahan dasar nikel diyakini bisa membantu menjaga rupiah yang akan berimplikasi positif terhadap stabilitas ekonomi dalam negeri.

Managing Partner Verdhana Sekuritas Heriyanto Irawan menyebut rupiah merupakan satu-satunya jalur transmisi gejolak global terhadap ekonomi domestik. Saat dunia gonjang-ganjing, Indonesia biasanya turut terdampak yang ditandai dengan depresiasi rupiah. Karena itu, Heri berpandangan untuk meredam dampak eksternal tersebut perlu memastikan stabilitas rupiah.

Lebih jauh Heri mengatakan nasib rupiah sangat ditentukan oleh neraca transaksi berjalan. Ini merupakan neraca yang memuat kinerja ekspor impor. Semakin besar ekspor sehingga surplus neraca dagang tinggi, maka membantu neraca transaksi berjalan bergerak ke sumbu positif atau surplus.

Surplus neraca transaksi berjalan akan membantu menjaga rupiah tidak amblas dalam saat modal asing ramai-ramai meninggalkan Indonesia. Dengan begitu, saat ada tanda ekonomi global melemah ekonomi dalam negeri tidak akan terlalu terdampak. 

"Tanpa current account surplus kita terjebak oleh risiko karena terjebak oleh ketergantungan terhadap aliran masuk modal asing. Ini pelajaran saya di market," kata Heri dalam diskusi di acara Arifin Panigoro (AP) Dialog di Jakarta, Rabu (8/3).

Kolerasi ekonomi dalam  negeri terhadap aliran modal asing menurut Heri terlihat dari kinerja rupiah belakangan ini. Ketidakpastian di pasar keuangan global memicu asing ramai-ramai membawa pulang modalnya ke aset aman dolar AS. Namun depresiasi rupiah kata Heri tak separah dulu. Hal ini seiring surplus transaksi berjalan saat ini membaik. Surplus tahun lalu yang mencapai US$ 13,2 miliar atau 1% PDB, melonjak dari tahun sebelumnya US$ 3,5 miliar.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...