Erick Susun 2 Skema Konsolidasi BUMN Karya, Libatkan PPA dan Danareksa
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mempersiapkan kajian konsolidasi perusahaan sektor karya dan infrastruktur. Ia mengatakan akan membuat konsolidasi dua segmen yaitu perusahaan karya dengan skala kecil dan perusahaan karya dengan skala jumbo.
Erick memastikan konsolidasi BUMN Karya bakal tercapai. Nantinya perusahaan BUMN skala kecil diberikan kepada PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dan Danareksa. Adapun perusahaan karya dengan skala besar yaitu PT PP Tbk (PTPP), Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), Hutama Karya (HK), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) masih dikaji.
"Ini belum jadi keputusan, tapi framework yang di PPA dan Danareksa perusahaan kecil akan merger," katanya kepada wartawan, Rabu (3/5).
Selanjutnya ada skema konsolidasi Waskita Karya dan Hutama Karya, serta PTPP dan WIKA. Erick mengatakan skemanya bisa berupa suntikan dana, namun hal ini masih sedang dalam kajian juga.
"Konsolidasi akan kami coba Waskita dengan HK, PTPP dan WIKA. Contoh modelnya Bank Mandiri dengan BSI (bank syariah) di bawahnya merger, tapi keputusan belum terjadi ya," kata Erick.
Dirinya mengatakan BUMN akan berhati-hati untuk proses konsolidasi agar tidak mengecewakan. Bahkan BUMN akan menganalisis arus kas perusahaan-perusahaan tersebut.
"Jangan sampai kontraproduktif yang justru menghambat perkembangan usaha, mesti hati-hati," kata dia.
Adapun Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menjelaskan rencana pemerintah yang hendak merestrukturisasi dan konsolidasi BUMN Karya. Basuki mengatakan dari perbincangan dengan Menteri BUMN Erick Thohir tak ada rencana merger BUMN Karya.
"Kalau menurut Pak Erick bukan merger, hanya spesialisasi," kata Basuki di Istana Kepresidenan, Jumat (28/4).
Kementerian BUMN sedang menggodok strategi penyehatan BUMN Karya. Baru-baru ini Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan strategi penyehatan BUMN Karya akan dilakukan dengan konsolidasi dan restrukturisasi.
Alasannya, sebagian keuangan BUMN Karya berada di zona merah setelah menjalankan penugasan negara. Basuki mengakui sebelumnya menolak wacana pembentukan holding BUMN Karya karena dinilai akan memperlemah persaingan di industri konstruksi.