Ukraina Tolak Proposal Perdamaian dari Prabowo, Pakar Ungkap Alasannya

Ade Rosman
6 Juni 2023, 13:24
Prabowo usul referendum Ukraina
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Menteri Pertahanan Prabowo (kanan) mengamati miniatur kapal perang pada pameran Industri Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (3/12/2019).

Proposal perdamaian yang disampaikan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk mengakhiri perang Rusia dan Ukraina ditolak. Bahkan, Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov beranggapan, apa yang disampaikan Prabowo aneh dan terlihat lebih seperti rencana Rusia.

Peneliti Hubungan Internasional yang juga pengajar di Universitas Airlangga, Radityo Dharma Putra menilai penolakan terhadap proposal yang diajukan Prabowo hal yang wajar. Ia menyebut proposal itu diajukan Prabowo pada waktu yang tidak tepat karena tidak sesuai dengan kondisi di lapangan saat ini.

“Proposal tersebut tidak sesuai dengan prinsip Indonesia dan tidak mempertimbangkan konteks sejarah dan politik kawasan Eropa Timur,” kata Radityo seperti dikonfirmasi, Senin (5/6).

Sebelumnya saat berpidato di forum Shangri-La Dialogue di Singapura, Sabtu (3/6) lalu Prabowo menyerukan upaya perdamaian antara Rusia - Ukraina. Saat itu Prabowo mengusulkan beberapa poin di antaranya gencatan senjata, usulan penarikan mundur pasukan dari kedua negara sejauh 15 kilometer dari titik gencatan senjata sehingga dapat menghadirkan wilayah demiliterisasi, pembentukan pasukan penjaga perdamaian dan pemantau PBB, dan referendum di wilayah sengketa.

“Yang pertama harus dilakukan adalah meminta pihak Ukraina dan Rusia untuk menerapkan gencatan senjata,"kata Prabowo dalam keterangannya, dikutip dari Antara, Senin (5/6).

Menurut Radityo usulan gencatan senjata yang disampaikan Prabowo tidak memiliki dasar yang kuat. Ia menyebut tak ada jaminan Rusia berhenti menyerang Ukraina. Ia mengatakan, sejak awal perang sudah banyak upaya gencatan senjata, terutama oleh Turki.

"Tercatat sejak 28 Februari 2022 sudah ada belasan kali upaya tersebut. Hasil: nihil!," kata Radityo.

Menurutnya, terdapat tiga hal yang menghalangi terealisasinya gencatan senjata. Pertama, Rusia tidak menghentikan serangan bahkan ketika negosiasi berjalan. Kedua, tragedi di Bucha membuat trauma bagi Ukraina. Sedangkan alasan terakhir, kebiasaan Rusia yang tidak pernah tepat janji.

"Seruan gencatan senjata harusnya ditekankan dulu pada Rusia agar menghentikan serangan dan menarik mundur pasukannya," kata Radityo lagi. 

Halaman:
Reporter: Ade Rosman
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...