RSPO Dorong Petani Berlembaga agar Kesejahteraan Meningkat

Fitria Nurhayati
29 Januari 2023, 07:00
RSPO Siap Jadi Organisasi Bidang Sustainability Terdepan di Dunia
Katadata

H ingga kini, perkebunan kelapa sawit kerap diperhadapkan pada dua hal yang berbenturan. Sebagai komoditas utama, crude palm oil dan industri turunannya berkontribusi cukup besar bagi ekonomi nasional. Devisa yang dihasilkan tak kurang dari Rp 300 triliun per tahun. Rantai tenaga kerja yang terserap hingga 5,2 juta orang.

Di sisi lain, total lahan sawit yang membentang hingga sekitar 16,3 juta hektare sering disorot para aktivis lingkungan. Masifnya pengembangan komoditas ini dituding turut memicu krisis ekologi, pemanasan global, hingga konflik agraria.

Menyikapi hal tersebut, sebuah organisasi nirlaba global berdiri pada 2004, Roundtable on Sustainable Palm Oil atau RSPO. Anggota pendirinya yakni World Wildlife Fund, Malaysian Palm Oil Association, Unilever, AAK, dan Migros. Tujuan utamanya untuk mengubah industri kelapa sawit agar berkelanjutan.

Mereka mengembangkan kriteria lingkungan dan sosial yang harus dipatuhi oleh perusahaan untuk menghasilkan minyak sawit berkelanjutan yang bersertifikat RSPO. Harapannya, langkah ini akan meminimalkan dampak negatif dari produksi minyak sawit terhadap lingkungan, satwa liar, dan masyarakat.

Untuk menjaga komitmen sustainability, RSPO menggelar agenda tahunan atau Round Table (RT), yang tahun lalu bertajuk “Scaling Up The Sustainable Palm Oil Value Chain Through Collective Action”. Acara ini diselenggarakan dari 28 November sampai 1 Desember 2022 di Shangri La Hotel Kuala Lumpur.

Beberapa bulan sebelum RT dilaksanakan, RSPO baru memiliki CEO baru yaitu Joseph D’Cruz. JD, sapaan akrab Joseph mengatakan dalam wawancara khusus dengan Katadata (1/12/2022) bahwa RSPO berkomitmen untuk menjadi organisasi terdepan di dunia dalam bidang sustainability.

Bagaimana visi dan misi Anda memimpin RSPO dengan latar belakang sebelumnya di Badan Program Pembangunan PBB, UNDP?

Bertahun-tahun saya bekerja di UNDP yang berbasis sustainability. Ketika memutuskan mengambil bagian dalam perjalanan RSPO, hal pertama yang saya tekankan yakni saya bukan orang industri sawit, pengusaha sawit, petani sawit, juga bukan pelobi. Saya orang yang bergerak dalam sustainability.

Bertahun-tahun RSPO diakui sebagai lembaga yang kuat dalam sertifikasi perkebunan sawit. Ketika orang memikirkan sertifikasi sawit, kredit sawit, serta rantai pasok yang tersegregasi, itu merujuk pada RSPO. Pekerjaan rumah kami yaitu mempromosikan sustainability  bukan hanya pada anggota RSPO, tapi juga pelaku perkebunan sawit lainnya.

Bagaimana implementasi keberlanjutan seharusnya dilakukan?

Menurut saya, keberlanjutan haruslah multidimensional, mulai dari lingkungan, sosial, juga ekonomi. Secara lingkungan, kami memiliki target no deforestation, net zero karbon, memanfaatkan air dengan bijak, serta menerapkan good agricultural practices (praktik berkebun secara berkelanjutan).

Selain itu, penting memerhatikan sisi sosial, seperti kondisi yang baik untuk pekerja, menjaga komunitas yang bekerja di industri sawit, mempromosikan hak-hak kesetaraan gender, tidak ada eksploitasi, dan tentu saja sustainable secara ekonomi.

Hal penting lainnya yakni meningkatkan kehidupan petani swadaya. RSPO mulai membuat strategi agar petani swadaya bisa mendapatkan profit yang bagus, kondisi berkebun yang layak, anak-anak mereka terjamin pendidikannya, dan dalam waktu yang bersamaan juga melindungi lingkungan.

Untuk itu, RSPO perlu memperkuat banyak hal. Salah satunya terkait data untuk melihat implikasi positif bagi lingkungan, sosial, dan ekonomi. Jadi, visi RSPO ke depan adalah menjadi yang terdepan dalam menyuarakan sustainability dan terdepan dalam mempraktikkannya.

Petani swadaya mengelola lebih dari 40 persen perkebunan sawit di Indonesia. Namun masih banyak persoalan yang dihadapi petani, khususnya soal kesejahteraan. Bagaimana RSPO memandang hal ini? Apa yang menjadi prioritas RSPO dalam meningkatkan kesejahteraan petani swadaya?

Salah satu hal terpenting agar perkebunan petani swadaya berkelanjutan adalah meningkatkan produktivitas. Hasil kebun mereka cukup sedikit, kadang setengah bahkan kurang dari hasil perkebunan besar. Padahal sangat mungkin bagi pekebun swadaya untuk menghasilkan produktivitas yang sama. Sayangnya mereka tidak punya akses terkait skills, teknologi, serta finansial.

Karena itu, dalam sistem RSPO, kami mendorong petani swadaya untuk berlembaga. Melalui kelompok tersebut, kami bisa support untuk bisa bersertifikasi, untuk berproduksi dengan standar sustainability.

Ketika petani swadaya menerapkan standar RSPO, mereka akan mendapatkan pendapatan tambahan dengan harga premium atau kredit pada hasil kebun mereka. Dan yang paling penting, mereka bisa berkebun secara sustainable dan meningkatkan produktivitas.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...