Garda Terdepan Perlindungan Relawan
Perhimpunan Filantropi Indonesia menaungi ratusan organisasi nirlaba yang bergerak melakukan tanggap darurat penanganan pandemi Covid-19. Berperan penting memberi arahan sekaligus merancang program perlindungan relawan.
Fransiscus Welirang dan Erna Witoelar menulis sepucuk surat kepada organisasi anggota Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) pada 22 Maret 2020. Saat itu, wabah Covid-19 yang bermula dari Wuhan sudah masuk Indonesia. Fransiscus dan Erna sebagai Ketua Bersama Badan Pengarah PFI mengimbau organisasi nirlaba di bawah naungan perhimpunan merancang strategi bersama menghadapi pandemi Covid-19.
Filantropi Indonesia merupakan perkumpulan lembaga dan individu yang berfokus pada program-program sosial. Sejak didirikan pada 2003, FI kini memiliki 127 anggota lembaga dan individu, 115 mitra, dan sekitar 1.200 partisipan dalam setiap kegiatannya. Anggotanya beragam, dari yayasan keluarga hingga lembaga sosial milik perusahaan.
Ketika pandemi Covid-19 mulai melanda Indonesia pada Maret 2020, sejumlah organisasi anggota FI melakukan tanggap darurat. Pada 2 April 2020, 36 organisasi anggota FI berkumpul secara daring untuk menyusun panduan protokol penanganan pandemi. Dalam pertemuan itulah muncul inisiatif-inisiatif baru dalam program bantuan darurat Covid-19.
Salah satu inisiatif yang segera direalisasikan adalah peluncuran portal daring www.covid19filantropi.id pada Mei 2020. Situs ini menjadi platform untuk berbagi informasi dan memperkuat koordinasi pegiat filantropi di Indonesia terkait Covid-19. Situs ini juga menjadi poros akuntabilitas organisasi terkait program yang mereka lakukan.
Perlindungan Relawan
Setelah membangun platform koordinasi, FI bergerak ke arah perlindungan relawan. Kala itu, organisasi nirlaba di bawah naungan perhimpunan mulai banyak turun ke lapangan membantu masyarakat. Bahkan hingga 6 Mei 2020, data di Desk Relawan Percepatan Penanganan Covid-19 menunjukkan hampir 30.000 relawan dengan 7.000 di antara relawan medis yang membantu penanganan pandemi.
Jumlah ini belum termasuk ribuan relawan yang tidak terdaftar. Mereka bersentuhan langsung dengan para korban dan melakukan edukasi kepada publik sehingga sangat rentan tertular virus corona.
FI pun membentuk kelompok kerja untuk menyusun protol perlindungan relawan dan menyediakan jaminan sosial kecelakaan dan kematian bagi para relawan. Sejumlah organisasi terlibat aktif dalam kelompok kerja ini. Mulai Forum Zakat, Baznas, Indorelawan, Humanitarian Forum Indonesia, Alumni SMA Jakarta Bersatu (ASJB), Palang Merah Indonesia, Sekolah Relawan, dan Pujiono Centre.
“Penyediaan jaminan sosial kecelakaan kerja dan kematian dilakukan dengan mendiskusikan dan memilih tawaran dari beberapa perusahaan asuransi swasta untuk kemudian diadvokasikan kepada lembaga filantropi yang merekrut dan mempekerjakan relawan,” tulis pengurus FI dalam laporannya.
Kontribusi penting lainnya yang dilakukan FI adalah dengan merancang strategi penanganan pandemi. Saat itu, keterbatasan informasi dan pengetahuan soal virus Covid-19 membuat penanganan pandemi berjalan tanpa arah jelas. Setiap organisasi melakukan kegiatan sosial sesuai dengan agendanya masing-masing.
Guna mendukung kegiatan yang lebih tertata, FI meluncurkan riset ‘Dampak Covid-19 terhadap Lembaga Filantropi’. Penelitian ini ingin mencari tahu dampak Covid-19 yang dialami oleh lembaga filantropi sehingga Filantropi Indonesia dapat merumuskan program bersama.
Melalui riset itu, terlihat jelas sebanyak 40% lembaga filantropi bergerak pada penyediaan logistik medis. Sebagian lain berfokus pada pencegahan dan memberikan bantuan logistik kepada masyarakat.
Namun saat itu organisasi yang fokus membantu korban dan pemberdayaan ekonomi masyarakat masih sangat sedikit. Riset ini pun menjadi panduan bagi organisasi nirlaba untuk fokus di sektor-sektor yang belum banyak terjamah.
Dalam penanganan pandemi Covid-19, Perhimpunan Filantropi Indonesia berperan layaknya dirigen dalam sebuah orkestra. Ketika ratusan organisasi nirlaba di bawah naungan PFI bergerak membantu masyarakat secara langsung, perhimpunan menyediakan arahan, rambu-rambu, dan perlindungan bagi para relawannya.