Memutus Rantai Covid-19 Lewat Belanja Online
Sayurbox membantu dalam mengatasi kebutuhan konsumsi masyarakat saat pembatasan gerak sosial. Berandil dalam memutus rantai penyebaran Covid-19.
Juriah terbiasa berbelanja sayur di pasar tradisional Darurat, Jakarta Barat. Namun Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terkait Covid-19 pada April 2020 membuat kebiasan perempuan 54 tahun itu berubah.
Ia mengandalkan anak-anaknya untuk membeli sayur secara online. Juriah senang berbelanja online, karena mendapatkan banyak diskon.
Namun ia juga bingung karena tak bisa menyentuh langsung sayur, daging maupun buah yang akan dibeli. Tak jarang, buah yang sampai di rumah ternyata belum matang.
Tiga tahun setelah pandemi corona, ia memulai kembali kebiasannya berbelanja sayur di pasar, namun tak jarang meminta anaknya berbelanja sayur via aplikasi. Sebab, beberapa platform masih menawarkan diskon menarik.
Aplikasi belanja kebutuhan pokok, seperti Sayurbox memang menjadi andalan masyarakat selama PSBB dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Paltform ini menjadi salah satu solusi masyarakat untuk memutus mata rantai Covid-19.
“Sayurbox memiliki peranan penting dalam mendukung kebijakan pemerintah untuk menyediakan kebutuhan masyarakat secara online,” kata CEO Sayurbox Amanda Susanti Cole dalam suatu acara yang digelar secara virtual pada 30 November 2020.
Perempuan kelahiran 22 Juni 1990 itu tidak menyangka bahwa startup yang ia bangun pada 2017 itu turut mendukung kebijakan pemerintah terkait pandemi corona. Sayurbox sampai kelimpungan menangani lonjakan permintaan pada awal 2020. Sistem pun sempat bermasalah. “Keluhan pelanggan meningkat,” ujar Amanda.
Oshin Hernis, yang menjabat Head of Marketing Communications Sayurbox pada 2021 mengakui perusahaan belum siap menghadapi lonjakan permintaan pada awal pandemi corona. “Banyak juga perusahaan yang tidak siap saat itu, ketika pandemi pertama kali melanda Indonesia,” ujar dia dalam Selebrasi Empat Tahun Sayurbox medio 2021.
Untuk mengatasi lonjakan permintaan, Sayurbox menambah titik pasokan area pertanian guna memastikan kelancaran pengiriman. Selain itu, menyediakan fasilitas chiller dan freezer container di gudang penyimpanan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Oshin menyampaikan, kunci Sayurbox untuk mengatasi lonjakan permintaan itu yakni kerja sama tim. Dengan beitu, startup pertanian ini lebih siap menghadapi PPKM. Akhirnya, lonjakan permintaan itu berlanjut pada 2021, seiring bertambahnya kasus Covid-19.
Sayurbox mencatatkan peningkatan permintaan 45% menjelang pemberlakuan PPKM. “Tim kerja siang, malam, pagi. Semua itu untuk memenuhi ekspektasi konsumen, dan itu secara langsung membantu para petani,” kata Oshin.