ANALISIS DATA

Strategi Bertahan Startup Digital
di Tengah Pandemi Covid-19


Katadata Insight Center
16 Juli 2020, 10.00

Foto: 123rf

Perubahan cepat menjadi jalan terbaik bagi startup digital untuk bertahan di tengah krisis akibat Covid-19.


Perusahaan rintisan berbasis teknologi (startup) termasuk yang paling terpukul krisis akibat pandemi Covid-19. Sebelum pandemi terjadi, kondisi mayoritas startup di tanah air masih baik-baik saja. Namun situasinya berbalik seiring berkurangnya aktivitas ekonomi masyarakat.

Hal ini terlihat dari survei Katadata Insight Center (KIC) terhadap 139 eksekutif startup digital pada Mei-Juni 2020 lalu. Pada akhir 2019, ada 74,8% startup yang  berkondisi baik dan sangat baik.  Namun kini hanya 33% startup yang kondisinya baik, dan 42,5% mengaku berada dalam kondisi buruk.

Memburuknya kondisi startup tersebut tak lepas dari berbagai kebijakan yang diambil pemerintah untuk menahan penyebaran Covid-19. Misalnya, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), imbauan jaga jarak, larangan mudik, hingga imbauan tidak melakukan perjalanan liburan.

Tak ayal sektor pariwisata dan maritim adalah yang paling terkena dampak negatif. Sedangkan startup yang kondisinya masih baik, bergerak di bidang sistem pembayaran dan pertanian.

Upaya Efisiensi

Foto: 123rf

Beberapa cara dilakukan untuk meningkatkan efisiensi perusahaan, mulai dari pengurangan biaya operasional, promosi, dan produksi. Sebagian besar, yakni 51,8% startup memilih mengurangi biaya operasional seperti menurunkan gaji karyawan dan bonus.

Berbagai strategi tersebut meningkatkan optimisme di tengah pandemi. Bahkan hampir 50% startup optimistis dapat bertahan hingga lebih dari satu tahun ke depan. “Sementara 10,1% startup mengaku hanya mampu bertahan hingga akhir Juni 2020 dan 20,1 persen lainnya bisa bertahan dalam tempo 3-6 bulan ke depan,” kata Mulya Amri, Direktur Riset Katadata Insight Center.

Startup di sektor pertanian, IT, dan sistem pembayaran diperkirakan mampu bertahan hingga di atas setahun. Sementara startup pendidikan dan pariwisata diprediksi mengalami masalah jika situasi tidak membaik pada akhir tahun atau kuartal I-2021.

Survei Katadata Insight Center juga memotret bahwa startup cenderung tidak melakukan perubahan siginifikan pada operasional bisnis pada masa pandemi. Namun, ada beberapa perubahan terhadap jumlah dan jenis produk atau layanan serta penambahan model bisnis.

“Bagi yang terkena dampak pandemi, perlu melakukan pivot. Ini waktunya berubah. Ada ide baru yang mungkin bisa ditangkap selama pandemi," kata Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan dalam Katadata Forum Virtual Series bertajuk “Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pelaku Ekonomi Digital” pada Kamis, 9 Juli lalu.

Startup dengan model business to business (B2B) bisa ikut merambah business to costumer (B2C). Begitu pun sebaliknya. Bahkan, perusahaan rintisan juga bisa menyasar kementerian dan lembaga atau menerapkan model business to government (B2G)

Dampak per Sektor

Foto: ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/wsj.