Bukan Eksportir, Bukan Pula Negara Kaya Minyak

Image title
Oleh
9 Juni 2013, 00:00
472.jpg
Arief Kamaludin | KATADATA
KATADATA | Dok. KATADATA

KATADATA ? Seusai mengikuti rapat partai koalisi pendukung pemerintah yang dipimpin langsung Wakil Presiden Boediono pada Selasa, 4 Juni di kediaman Wapres, Sekretaris Jenderal DPP PPP M Romahurmuziy mengungkapkan sejumlah alasan mengapa harga bahan bakar minyak harus naik. Salah satu alasan yang mengemuka adalah Indonesia bukan lagi negara eksportir minyak.

?Karena itu, saya heran bila masih ada yang menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi,? ujar politisi PPP yang akrab dipanggil Rommy tersebut. "Jalan berpikirnya tidak ketemu nalar. Itu menunjukkan mereka  tidak mengerti tentang ekonomi energi nasional.?  

Advertisement

Indonesia sekarang memang telah berubah. Selain bukan sebagai nett oil exporter, Indonesia juga bukan lagi negara kaya minyak. Saat menjadi anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak, Indonesia memang merupakan eksportir utama minyak dunia. Selama 32 tahun di bawah pemerintahan Orde Baru, rata-rata produksi minyak mencapai 1,38 juta barel per hari. Puncak produksi pernah dicapai pada 1977 sebesar 1,65 juta barel per hari dan 1995 sebesar 1,6 juta barel per hari.

Perjalanan produksi minyak Indonesia

Pada masa itu, cadangan minyak bumi Indonesia juga tergolong tinggi. Hingga 1980-an, cadangan minyak Indonesia masih mencapai 11,6 miliar barel. Minyak menjadi mesin utama bagi pembangunan ekonomi nasional, sekaligus memberikan kontribusi melebihi 50 persen bagi penerimaan negara. Dengan tingkat cadangan dan produksi yang cukup tinggi, harga BBM pun disubsidi oleh pemerintah.

Namun, sekarang Indonesia bukan lagi pemilik cadangan minyak dalam jumlah besar. Cadangan minyak Indonesia tersisa 4 miliar barel pada 2011. Jumlah cadangan tersebut sangat jauh jika dibandingkan dengan Venezuela, Arab Saudi atau Iran, yang memiliki cadangan minyak dalam jumlah besar. Pada 2011, Venezuela mempunyai cadangan minyak terbukti 297 miliar barel, Arab Saudi 265 miliar barel dan Iran 151 miliar barel. Dengan cadangan sebesar itu, Arab Saudi mampu memproduksi 11,1 juta barel minyak per hari dan Iran 4,3 juta barel per hari.

Bukan hanya dengan negara super kaya minyak. Dibandingkan dengan sejumlah negara Asia, cadangan minyak Indonesia juga tertinggal. Saat ini, China memiliki cadangan minyak 14,8 miliar barel, Malaysia 5,9 miliar barel, India 5,8 miliar barel, bahkan Vietnam yang kini memiliki  cadangan 4,4 miliar barel. Padahal, pada 1980-an, Indonesia merupakan negara terbesar kedua di Asia Pasifik sebagai pemilik cadangan minyak setelah China.

Halaman:
Reporter: Heri Susanto
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement