Tiga Resep dari Papanek

Image title
Oleh
17 Juli 2013, 00:00
561.jpg
Arief Kamaludin | KATADATA
Sumber: Istimewa

KATADATA ? PPK sejak 2007 berganti wujud menjadi PPMN Mandiri Perdesaan. Untuk mematangkan konsep ini, Bank Dunia menghadirkan Prof. Gustav Papanek, pakar ekonomi pembangunan paling berpengaruh di dunia.

SEBUAH rapat khusus digelar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 7 September 2006. Sidang yang dihadiri para menteri di jajaran kabinetnya itu menetapkan kebijakan pemerintah untuk langkah percepatan penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja melalui pemberdayaan masyarakat.

Sejumlah Kementerian dan lembaga, mulai dari Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Badan Perencanaan Pembangunan, Kementerian Dalam Negeri, sampai Kementerian Pekerjaan Umum menggarap konsep, desain awal, hingga namanya. Tim sepakat menyebut kegiatan ini dengan nama ?Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)?.

Presiden kemudian menyempurnakan namanya menjadi PNPM Mandiri. Namun, secara resmi program baru ini diluncurkan di Palu, Sulawesi Tengah, pada 30 April 2007, setelah sebelumnya diwarnai keriuhan soal adanya tudingan bahwa Presiden telah berbohong dalam mengungkapkan penurunan angka kemiskinan.

Setahun setelah diluncurkan, program ini diperluas kegiatannya. Selain terdapat PNPM Mandiri Perdesaan dan Perkotaan, dibentuk pula PNPM khusus, seperti PNPM-Program Pembangunan Daerah Khusus dan Tertinggal yang didanai Bank Dunia.

Ada pula PNPM-Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan yang dibiayai Bank Pembangunan Asia (ADB) dan PNPM-Program Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah dengan dana dari pemerintah Jepang. Khusus untuk PNPM Perdesaan, pelaksanaannya di bawah koordinasi Kementerian Dalam Negeri, khususnya Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Desa.

Untuk mematangkan program ini, Bank Dunia pun mendatangkan Prof. Gustav Papanek. Salah satu pakar ekonomi pembangunan paling berpengaruh di dunia dari Universitas Harvard ini kembali hadir di Indonesia sebagai penasihat khusus Bank Dunia. Ia diminta mempresentasikan strategi pemberantasan kemiskinan melalui PNPM.

Indonesia memang bukan negeri asing baginya. Sebagai Direktur Harvard Development Advisory Service (kemudian menjadi Harvard Institute for International Development) di awal 1970-an, Papanek menjadi penasihat menteri-menteri ekonomi kabinet pembangunan pertama, yang dikomandani Widjojo Nitisastro.

Halaman:
Reporter: Redaksi
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...