Alami Hiperinflasi, Venezuela Hapus 6 Digit Nol pada Mata Uangnya
Otoritas moneter Venezuela memutuskan untuk kembali melakukan redenominasi alias pemangkasan nilai mata uangnya sebanyak enam digit. Hal itu dilakukan untuk menyederhanakan akuntansi bisnis dan perbankan.
Negara di Selatan Amerika ini diketahui menghadapi krisis ekonomi yang menyebabkan hiperinflasi.
Pada Senin (4/10) nilai tukar 1 US$ setara dengan lebih dari 428 miliar bolivar Venezuela. Jumlah digit dalam uang yang sangat banyak membuat sistem bisnis dan perbankan tidak lagi mampu menangani angka yang terlalu besar.
"Ketidakseimbangan ekonomi di negara ini sangat akut dan angka nol yang dihilangkan hari ini akan segera kembali. Rekonversi tidak akan berdampak dalam hal ekonomi makro." kata ekonom Jose Manuel Puente seperti dikutip dari Reuters, Jumat (1/10).
Venezuela telah menghadapi krisis ekonomi berat yang berkepanjangan. Pemerintah melaporkan inflasi pada Agustus 2021 mencapai 10,6% secara bulanan. Inflasi tahunan sebesar 1.743% dan secara tahun kalender harga-harga telah naik 470,3%.
Gaji upah minimum dilaporkan sebesar US$ 2,5 per bulan, jauh di bawah harga kebutuhan pokok yang bisa mencapai US$ 305.
Pada Juli 2019, Venezuela sempat melakukan aksi mengurangi jumlah nol dalam mata uang Bolivar. Saat itu, redenominasi dengan mengurangi lima digit angka nol yang juga dilakukan untuk mengimbangi inflasi yang meroket hingga 46.000%.
Kendati sudah melakukan pemangkasan nominal mata uang, nilai tukarnya terus melemah dan jumlah digit nolnya kembali bertambah hanya dalam kurun waktu tiga tahun.
Nilai tukar bolivar Venezuela yang semakin tidak berharga mendorong adopsi dolar AS meluas untuk transaksi komersial di negara tersebut, mulai dari pembelian di supermarket, apotek hingga toko ritel perlengkapan sekolah.