Pasokan Batu Bara Minim, Produksi Semen untuk Ekspor Terhenti

Andi M. Arief
16 November 2021, 15:42
Semen, Industri
ANTARA FOTO/ARNAS PADDA
Buruh angkut membongkar muat semen di Pelabuhan Paotere, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (27/7/2019).

Harga batu bara yang tinggi dan ketersediaan yang minim membuat sebagian pabrikan semen menghentikan unit produksi untuk ekspor hingga akhir tahun. Seperti diketahui, batu bara merupakan bahan bakar utama dalam produksi semen. 

Ketua Umum ASI Widodo Santoso mengatakan pabrikan baru akan menyalakan unit produksi lagi saat ketersediaan batu bara mencapai kebutuhan produksi antara tiga hingga empat pekan.

"Sebagai penghasil ekspor batu bara terbesar di dunia, kebutuhan (batu bara) dalam negeri malah belum terpenuhi. Produsen batu bara kelihatannya mengutamakan kebutuhan negara lain daripada untuk industri strategis seperti semen," kata Widodo kepada Katadata, dikutip Selasa (16/11).

Kinerja ekspor per Oktober 2021 tidak berbeda jauh secara tahunan, yakni sebanyak 1,06 juta ton. Alhasil, kinerja ekspor selama 10 bulan terakhir naik 72,15% menjadi 10,45 juta ton dari kinerja periode yang sama tahun lalu sebanyak 6,07 juta ton.

Sebelumnya, industri semen menargetkan total ekspor sampai akhir tahun ini bisa mencapai 12 juta ton. Dalam hal ini, Widodo pesimistis target akan tercapai lantaran program ekspor mayoritas pabrik berhenti pada November 2021.  

"Harapan ini pupus karena November dan Desember kemungkinan tidak ada ekspor lagi disebabkan kritisnya stok batu bara (di pabrikan). Hal ini betul-betul dilema yang harus diperhatikan pemerintah," ujar Widodo.

Kegiatan ekspor yang dilakukan pabrikan semen nasional hanya bertahan maksimal hingga 10 November 2021. Alhasil, proses produksi di beberapa pabrik semen dihentikan untuk mengurangi beban produksi, salah satunya PT Semen Indonesia.

Selain Semen Indonesia, beberapa perusahaan semen yang menghentikan beberapa unit produksinya adalah  PT Semen Tonasa, PT Semen Padang, PT Cemindo Gemilang.

ASI mencatat Semen Tonasa memiliki satu pabrik di Pangkep dengan kapasitas terpasang 7,4 juta ton per tahun. Sementara itu, Semen Padang memiliki satu pabrik di Indarung dengan kapasitas terpasang 8,9 juta tin per tahun, sedangkan Cemindo memiliki satu pabrik di Bayah dengan kapasitas terpasang 4,5 juta ton per tahun.

Adapun, Semen Indonesia memiliki dua pabrik yang dioperasikan oleh PT Semen Gresik dengan kapasitas terpasang 13,5 juta ton per tahun dan PT Solusi Bangun Indonesia dengan kapasitas terpasang 3,96 juta ton per tahun. Grup Semen Indonesia tercatat memiliki total kapasitas terpasang mencapai 51,03 juta ton per tahun.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...