PBB: Sekitar 350 Warga Sipil di Ukraina Tewas sejak Invasi Rusia
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyatakan sedikitnya 351 orang di Ukraina dipastikan tewas dan 707 lainnya mengalami luka sejak pasukan Rusia melancarkan serangan pada 24 Februari 2022.
Dikutip Reuters, Minggu (6/3), menurut Kantor Komisaris Tinggi PBB Bangsa untuk Hak Asasi Manusia atau Office of the United Nations High Commissioner for Human Rights (OHCHR), jumlah warga sipil yang meninggal dunia dan mengalami luka-luka akibat perang Rusia Ukraina berpotensi jauh lebih tinggi.
Sebagian besar korban sipil tewas akibat penggunaan senjata peledak, termasuk penembakan dari artileri berat dan sistem peluncur banyak roket serta serangan udara. Akibatnya, area terdampak pun meluas, kata pemantau dari OHCHR.
"OHCHR meyakini bahwa jumlah (korban) yang sesungguhnya jauh lebih tinggi, terutama di wilayah kekuasaan pemerintah dan dalam beberapa hari belakangan," kata OHCHR dikutip dari Reuters, Minggu (6/3).
Hal ini terjadi sebab perolehan informasi dari sejumlah titik perang tertunda dan banyak laporan yang masih menunggu konfirmasi.
Misi itu menyebutkan bahwa dugaan soal ratusan korban jiwa berjatuhan di Volnovakha belum dikonfirmasi. Di kota itu, jalur evakuasi yang aman sedang diupayakan untuk melewati pengepungan pasukan Rusia.
Jumat (4/3), Rusia merebut pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia tenggara Ukraina usai serangan yang menyebabkan kebakaran. Amerika Serikat (AS) dan sekutunya mengecam keras serangan yang disebut sembrono dan membahayakan dunia tersebut.
Duta besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Linda Thomas Greenfield mengatakan bahwa dunia nyaris saja menghadapi bencana nuklir. Banyak dari 15 utusan Dewan Keamanan (DK) PBB yang prihatin dan terkejut, memperingatkan kemungkinan terulangnya bencana Chernobyl 1986.
Mereka menyatakan serangan tersebut bertentangan dengan hukum humaniter internasional dan mendesak Moskow agar tak menargetkan fasilitas nuklir.
“Serangan Rusia menempatkan PLTN terbesar di Eropa dalam bahaya besar. Itu sangat sembrono dan berbahaya dan itu mengancam keselamatan warga sipil di seluruh Rusia, Ukraina, dan Eropa,” kata Thomas Greenfield pada pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB, dikutip Reuter, Sabtu (5/3).
Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya menyerukan agar semua pasukan Rusia ditarik dari pabrik dan zona larangan terbang di negara itu untuk melindungi penduduk sipil dari serangan udara.
Para pejabat tetap khawatir tentang keadaan genting, dengan staf Ukraina yang beroperasi di bawah kendali Rusia dalam kondisi medan perang di luar jangkauan administrator. How to Break Free From 'Doom-Scrolling'
"Prancis mengutuk keras serangan terhadap integritas struktur nuklir, yang perlu kita jamin. Hasil dari agresi Rusia terhadap Ukraina mungkin merusak kesehatan manusia dan lingkungan," kata Duta Besar Prancis untuk PBB Nicolas de Riviere.
Duta Besar Inggris untuk PBB Barbara Woodward mengatakan bahwa serangan tersebut tidak boleh terjadi lagi. "Bahkan di tengah invasi ilegal ke Ukraina, Rusia harus terus berjuang menjauh dan melindungi keselamatan dan keamanan situs nuklir," ujarnya.