Harga Kedelai Tinggi, Pemerintah Subsidi Pengrajin Tahu Tempe Rp 900 M

Andi M. Arief
25 Maret 2022, 08:36
Kedelai
Pexels/Polina Tankilevitch
Kedelai

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyiapkan dana sekitar Rp 900 miliar untuk memberi subsidi bagi pengrajin tahu-tempe di dalam negeri, di tengah harga kedelai yang melonjak.

Skema subsidi yang dipilih adalah pembiayaan selisih antara harga jual importir dan harga yang diinginkan melalui Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog). Dalam hal ini, Bulog ditugaskan untuk menyerap kedelai sebanyak 200 ribu ton selama empat bulan ke depan. 

"Jadi, anggaran yang disediakan bukan untuk impor (kedelai) tapi menyalurkan selisih harga yang besarannya Rp 1.000. Diharapkan (harga kedelai yang diterima pengrajin tahu-tempe) jadi Rp 11.000 per kilogram (Kg) dan di sana marginnya sudah ditetapkan pemerintah," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR, Kamis (24/3). 

Oke mencatat, saat ini harga kedelai telah naik 92,08% dibanding Maret 2020. Pasalnya, harga kedelai domestik dipengaruhi kedelai di pasar ekspor lantaran lebih dari 90% pasokan berasal dari impor.

Harga kedelai di pasar internasional melonjak lantaran naiknya permintaan akibat pemulihan dari pandemi Covid-19. Pada saat yang sama, pasokan kedelai global menyusut mengingat beberapa produsen kedelai dunia gagal panen. 

Direktur Utama Bulog Budi Waseso atau biasa dipanggil Buwas mengatakan, harga kedelai yang didapatkan dari importir kini terlampau tinggi. Buwas menilai hal itu disebabkan kedelai yang dimiliki oleh importir berasal dari Amerika Serikat (AS).

Adapun, tingginya kedelai dari Negeri Paman Sam disebabkan oleh inflasi yang cukup tinggi. Alhasil, biaya produksi kedelai di sana melonjak dan tercermin dalam harga jual di pasar internasional. 

"Padahal ada delapan negara lain yang menghasilkan kedelai (dengan harga yang lebih murah), seperti Brasil. (Akan) tetapi, kita tidak dagan dengan negara-negara itu (dengan volume yang lebih tinggi)," kata Buwas. 

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...