Kementerian ESDM dan Perusahaan Australia Kaji Olah Logam Tanah Jarang

Muhamad Fajar Riyandanu
10 Agustus 2022, 21:45
Logam Tanah Jarang
ANTARA FOTO/Umarul Faruq/rwa.
Kondisi kolam penampungan lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (22/1/2021). Berdasarkan survei dan kajian Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan, lumpur Lapindo mengandung potensi mineral logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth element (REE).

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan pihaknya bekerja sama dengan sejumlah perusahaan Australia untuk mengkaji teknologi pengolahan logam tanah jarang yang banyak ditemukan di sejumlah wilayah Indonesia.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono mengatakan, logam tanah jarang di Indonesia berpotensi digunakan untuk bahan baku baterai dan lapisan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) kendaraan tempur, tank, dan senjata. Logam ini juga dapat digunakan termasuk untuk turbin, kaitannya dengan transisi energi.

Advertisement

"Logam tanah jarang difungsikan agar lapisan lebih ringan dan cepat, penyimpanan baterai juga memerlukan itu," Kata Eko Budi saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM pada Selasa (9/8).

Menurut dia, perkembangan logam tanah jarang hingga saat ini masih sampai pada tahapan eksplorasi awal, yakni berupa pemetaan, georadar-geomagnet, dan perhitungan potensi kandungan.

Maka itu, guna meningkatkan tahapan eksplorasi menjadi semakin masif, Kementerian ESDM juga bekerja sama dengan pihak dari dalam dan luar negeri. Salah satunya yakni, melakukan kajian bersama sejumlah perusahaan Australia penyedia teknologi pengolahan logam tanah jarang.

Menurut Eko Budi, pengembangan logam tanah jarang memerlukan penanganan yang lebih rumit dibanding mineral, khususnya terkait teknologi.

"Setiap tahun memang terus kami kaji. Kemarin kunjungan ke Australia untuk belajar bagaimana pengembangan logam tanah jarang di sana dan bagaimana mereka mengekstraknya. Mereka sudah maju sekali," sambungnya.

Kementerian ESDM mencatat, sebagian besar logam tanah jarang tersimpan di Pulau Bangka Belitung dengan monasit 186.663 ton dan senotim 20.734 ton. Logam tanah jarang juga ditemukan Sumatera Utara sebanyak 19.917 ton, Kalimantan Barat 219 ton, dan Sulawesi Tengah 443 ton.

Badan Geologi Kementerian ESDM juga menemukan kandungan potensi logam tanah jarang di lokasi semburan lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur. Dalam hal ini, , mereka melakukan kajian bersama Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (TekMIRA).

Adapun, kajian mengenai kandungan logam di Lumpur Lapindo masih terus berlangsung. "Kami pernah survei di sana dan ambil sampel. Hasil memaparkan ada beberapa mineral kritis seperti lithium dan stronsium. Hanya saja sampai saat ini belum pernah dihitung berapa besar sumber daya atau cadangannya," jelas Eko Budi.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement