Menteri ESDM Beberkan Rencana Interkoneksi Listrik di Forum ASEAN-Cina

Muhamad Fajar Riyandanu
19 September 2023, 16:17
ESDM
ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/POOL/foc.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memaparkan bahwa Indonesia, sebagai bagian dari negara Asia Tenggara, sedang merancang pengembangan jaringan interkoneksi listrik atau super grid untuk masa mendatang.

Pemaparan tersebut disampaikan saat Arifin menghadiri agenda the 1st Cina - ASEAN Clean Energy Week di Hainan, Cina pada Selasa (19/9).

Arifin berharap rencana pengadaan super grid mampu menekan intermiten listrik antarpulau dan meningkatkan interkonektivitas berbasis energi bersih.

"Super grid ini akan mengoptimalkan pemanfaatan sumber energi terbarukan dan menciptakan sistem energi berkelanjutan di seluruh Indonesia," kata Arifin dikutip dari siaran pers, Selasa (19/9).

Kehadiran super grid, sambung Arifin, tak lepas dari kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki sumber daya energi terbarukan yang potensial, yaitu lebih dari 3.600 Giga Watt (GW).

"4,7 GW tenaga surya akan dikembangkan hingga tahun 2030, sementara target jangka panjang sekitar 421 GW atau 60% dari total kapasitas pada tahun 2060," ujar Arifin.

Forum tersebut menilai ASEAN sebagai mitra strategis pembangunan dan diharapkan memberikan dampak positif bagi ekonomi kawasan. Peningkatan kerja sama energi di kawasan ASEAN dan Cina yang terus tumbuh positif di tengah berbagai tantangan global. Intergrasi ini diharapkan membawa berkah bagi pengembangan transisi energi bersih di ASEAN yang memiliki potensi meyakinkan.

Di ranah domestik, PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN mengatakan sistem kelistrikan Jawa-Bali dan Sumatera yang sekarang masih terpisah akan terhubung dalam satu jaringan interkoneksi berkapasitas 500 kilo volt (kV). Perusahaan pelat merah ini menargetkan proyek rampung pada 2030 mendatang.

Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN, Evy Haryadi mengatakan jaringan interkoneks Jawa-Bali dan Sumatera akan menghubungkan saluran listrik antar pulau melalui kabel laut yang melintasi Selat Sunda.

"Perkiraan kami interkoneksi Jawa-Bali dan Sumatera beroperasi sekira 2030," kata Evy di Indonesia Convention Exhibition BSD, Kabupaten Tangerang pada Rabu (12/7).

Proyek sistem kelistrikan yang menghubungkan antara beberapa pembangkit dan gardu listrik antar pulau itu ditaksir menelan biaya investasi sebesar US$ 2,9 miliar atau sekira Rp 43,7 triliun.

Dana tersebut akan digunakan untuk membangun pusat koneksi dan jaringan listrik. Kemudian, mengangkut setrum bersih dari pembangkit listrik energi terbarukan sekaligus menyalurkannya ke sistem transmisi.

Lebih lanjut, kata Evy, PLN bakal menghimpun dana dari pinjaman dan pembiayaan komersial. Perusahan setrum pelat merah itu juga berencana untuk menarik modal investasi dari lembaga keuangan internasional dan bank lokal.

PLN juga mengincar pendanaan iklim Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk merealisasikan proyek interkoneksi antar pulau tersebut. "Saat ini skema pendanaan hijau makin banyak ke depannya," ujar Evy.

Keandalan jaringan listrik dinilai menjadi faktor kunci dalam mencapai nol emisi karbon atau Net Zero Emission (NZE) 2060. Konsep tersebut mulai direalisasikan melalui skema Jaringan Listrik Nusantara Super Grid. Skema ini akan menghubungkan jaringan listrik antar pulau di Tanah Air melalui kabel laut yang tertulis di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Editor: Lavinda

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...