Saingi Ant Group, Huawei Kembangkan Layanan Keuangan Digital

Fahmi Ahmad Burhan
9 Juni 2021, 07:41
Huawei berencana untuk memperluas layanan keuangan berbasis teknologi atau financial technology (Fintech) agar bisa meraup potensi pasar yang sedang dikuasai oleh anak usaha Alibaba, Ant Group.
123RF.com
Logo Huawei

Raksasa teknologi asal Tiongkok, Huawei berencana untuk memperluas layanan keuangan berbasis teknologi atau financial technology (Fintech) agar bisa meraup potensi pasar yang sedang dikuasai oleh anak usaha Alibaba, Ant Group. 

Baru-baru ini, Huawei membentuk aliansi dengan 25 mitra yang berasal dari berbagai sektor, di antaranya pengembang perangkat lunak, perusahaan teknologi keuangan dan manajemen risiko.

Advertisement

Presiden Unit Bisnis Layanan Keuangan Global Huawei Jason Cao mengatakan, pembentukan aliansi ini bertujuan menciptakan ekosistem untuk menawarkan solusi keuangan digital. Solusi yang akan ditawarkan, antara lain arsitektur teknis, dukungan operasional bagi keuangan, hingga promosi merek.

Pekan lalu, Huawei juga telah mengumumkan program baru bernama Financial Partner Go Global Program (FPGGP) yang akan membantu perusahaan dan institusi di industri jasa keuangan agar bisa berekspansi ke luar negeri.

Menurutnya, Huawei menyasar sektor keuangan karena potensinya yang besar. "Sektor keuangan sendiri memiliki pasar senilai beberapa ratusan miliar dolar, tetapi potensinya lebih besar karena akan ada peluang lintas sektor,” kata Cao dikutip dari South China Morning Post pada Selasa (8/6).

Terlebih, menurutnya, layanan keuangan digital telah merambah ke berbagai bidang komersial hingga lintas ekosistem industri. "Skenario penuh dapat dibangun oleh kami untuk melayani klien," katanya.

Upaya Huawei masuk ke pasar keuangan juga ditujukan agar bisa bersaing dengan Ant Group. Perusahaan besutan Jack Ma ini memang telah menggurita ke banyak perusahaan. 

Perusahaan fintech ini setidaknya memiliki beberapa anak usaha seperti Alipay, Yu'e Bao, Huabei, Xiang Hu Bao, Mybank, dan Zhima Credit.

Alipay menyediakan layanan pembayaran digital yang diluncurkan pada 2004. Konsumennya mencapai 1,3 miliar yang mayoritas berada di Tiongkok dan 711 juta pengguna aktif bulanan (monthly active users/MAU).

Anak usaha Ant Group ini mengendalikan 55% dari total volume transaksi 201 triliun renminbi (US$ 29,9 triliun) di Tiongkok pada 2019. Sedangkan WeChat Pay milik Tencent menguasai 38,9% pangsa pasar.

Sebelum menyasar sektor keuangan, Huawei telah gencar menyasar berbagai sektor lainnya, seperti kendaraan listrik. Huawei berkolaborasi dengan produsen kendaraan, Chongqing Xiaokang mulai menjual mobil listrik pertama bermerek Cyrus SF5 pada April lalu. 

Mobil ini dibanderol 216.800 - 246.800 yuan atau US$ 27.771 - US$ 31.614 (Rp 398 juta – Rp 453 juta). Sepekan pemasaran, sudah ada 6.000 pesanan untuk Cyrus SF5. 

Huawei juga merambah bisnis peternakan babi, cloud, dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Awal tahun ini, presiden lini bisnis mesin Huawei Duan Aijun mengatakan bahwa Huawei akan memodernisasi peternakan dengan pengenalan wajah berbasis AI, guna mendeteksi penyakit dan melacak lokasi hewan ternak.

Teknologi Huawei bahkan dapat digunakan untuk memantau berat badan dan kesehatan babi. "Peternakan babi merupakan contoh lain bagaimana kami merevitalisasi beberapa industri tradisional dengan teknologi guna menciptakan nilai lebih di era 5G," kata juru bicara Huawei dikutip dari BBC Internasional, pada Februari lalu (19/2).

Manajemen Huawei mengatakan, pengembang teknologi pada peternakan babi potensinya besar. Sebab, separuh dari total babi yang diternak di dunia berada di Tiongkok.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement