Mantan Karyawan Sebut Facebook Biarkan Ujaran Kebencian Guna Raup Cuan

Fahmi Ahmad Burhan
5 Oktober 2021, 10:23
Facebook, Teknologi
Thought Catalog/Pexels
Ilustrasi menghapus akun Facebook secara permanen

Pelapor dokumen tersembunyi yang juga mantan manajer produk Facebook Frances Haugen mengatakan Facebook sengaja membiarkan konten ujaran kebencian (hate speech) berseliweran di platform untuk mendulang untung.

Menurut Haugen, dikutip dari The Verge, perusahaan raksasa teknologi itu memanfaatkan algoritmanya untuk menghasilkan banyak konten ujaran kebencian yang disukai pengguna.

Haugen mengklaim algoritma yang diluncurkan pada 2018 itu mengatur konten yang dilihat oleh pengguna pada platform yang dikelola Facebook. Algoritma akan mendesain sedemikian rupa guna mendorong keterlibatan orang di platform tersebut.

Berdasarkan analisis perusahaan, keterlibatan yang paling banyak terjadi adalah menanamkan rasa takut dan benci pada pengguna. Menurut Haugen, seiring berjalannya waktu, algoritma yang berjalan di Facebook juga mengarah pada konten kemarahan dan kebencian.

Konten-konten yang banyak dibagikan oleh pengguna antara lain, informasi yang salah, toksisitas, dan konten kekerasan. 

Di depan publik, Facebook acap kali mengatakan akan menginvestasikan dana untuk menjaga konten dari ujaran kebencian. Namun, Haugen tidak meyakini pernyataan tersebut.

"Facebook lebih memilih untuk mengoptimalkan kepentingannya sendiri, seperti menghasilkan lebih banyak uang," katanya dikutip dari The Verge pada Senin (4/10).

Haugen juga yakin CEO Facebook Mark Zuckerberg membiarkan konten ujaran kebencian berseliweran di platform. "Ia (Zuckerberg) tidak pernah membuat platform kebencian, tetapi dia telah membiarkan pilihan itu dibuat," katanya.

Menurutnya, Facebook dan Zuckerberg membiarkan konten ujaran kebencian berseliweran di platform karena perusahaan akan mendapatkan untung. "Konten yang penuh kebencian dan polarisasi akan mendapatkan lebih banyak distribusi dan lebih banyak jangkauan," katanya.

Haugen merupakan mantan manajer produk di Facebook yang bertugas pada bagian Integritas Kewarganegaraan atau Civic Integrity. Ia kemudian memilih meninggalkan Facebook pada 2021 setelah pembubaran Civic Integrity.

Ia juga merupakan pelapor dokumen rahasia Facebook ke Wall Street Journal, media yang menerbitkan investigasi masalah Facebook dalam menjaga konten dari efek negatif dan misinformasi.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...