Naik 20%, Astra Agro Anggarkan Belanja Modal Rp 1,2 T pada 2021

Lavinda
Oleh Lavinda
15 April 2021, 11:24
PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) menganggarkan belanja modal pada 2021 sebesar Rp 1,2 triliun untuk penanaman kembali kelapa sawit dan perawatan tanaman yang belum menghasilkan.
ANTARA FOTO/ Akbar Tado/yu/rwa.
Petani merawat bibit kelapa sawit di Desa Bunde, Kecamatan Sampaga, Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (8/4/2021).

PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (Capex) pada 2021 sebesar Rp 1,2 triliun atau sekitar 20% lebih tinggi dari anggaran capex tahun lalu Rp 999 miliar. Dana akan digunakan untuk penanaman kembali kelapa sawit dan perawatan tanaman yang belum menghasilkan. 

“Biasanya kami selalu replanting (menanam kembali) 2,5% dari total kebun yang ada. Belanja modal untuk itu, dan perawatan tanaman yang belum menghasilkan, juga perawatan pabrik dan infrastruktur lain,” ujar Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk. Santosa dalam paparan publik secara virtual, Rabu (14/4).

Advertisement

Berdasarkan laporan keuangan 2020, laba bersih perseroan melesat 294,6% ke level Rp 833,1 miliar sepanjang tahun lalu, padahal jumlah produksi minyak kelapa sawit (CPO) perseroan merosot pada tahun yang sama. Keuntungan entitas usaha Astra Group ini ternyata ditopang harga jual CPO yang tinggi di pasar internasional.

Berdasarkan paparan publik, perseroan membukukan laba bersih Rp 833,1 miliar sepanjang 2020 atau melesat 294,6% dari raihan tahun sebelumnya yang hanya Rp 211,1 miliar.

Tak kalah baik, laba operasional juga melonjak 91,8% dari semula Rp 960,3 miliar menjadi Rp 1,84 triliun. Keduanya ditopang oleh pendapatan bersih yang naik 7,8% dari Rp 17,45 triliun menjadi Rp 18,8 triliun.

Padahal, kinerja operasional perseroan merosot. Produksi tandan buah segar (TBS) misalnya, turun 7,7%, dari 5 juta ton pada 2019 menjadi 4,6 juta ton pada 2020. Produksi TBS eksternal bahkan menurun 18,1% dari 3,18 juta ton menjadi hanya 2,61 ton.

Produksi CPO juga lebih sedikit 13,6% dari semula 1,6 juta ton menjadi hanya 1,4 juta ton pada 2020. Senasib, produksi olein dan kernel masing-masing turun 6,9% dan 12,6%.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement