BEI Terapkan Metode Baru Indeks Saham dengan Free Float Mulai 2022
Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mengubah metode penghitungan bobot pada indeks harga saham gabungan (IHSG), yakni dengan mempertimbangkan free float. Rencananya, metode ini akan diterapkan pada seluruh indeks secara seragam mulai 2022.
Definisi free float dalam penghitungan indeks adalah total saham minoritas investor dengan kepemilikan kurang dari 5% dan dapat ditransaksikan di pasar reguler. Saham ini tidak termasuk saham yang dimiliki oleh manajemen dan treasury stock. Tidak adanya pembatasan (capping), dapat menyebabkan satu atau beberapa saham sangat dominan.
Metode Capped Adjusted Free Float Market Capitalization Weighted Average ini sebenarnya tidak asing karena sudah diterapkan pada delapan indeks di bursa Tanah Air, termasuk LQ45, IDX30, dan IDX80. Dalam metode ini, Bursa menerapkan batasan capping antara 9% sampai dengan 20%, tergantung jenis indeksnya.
Sementara itu, 39 indeks lainnya masih menggunakan metode Full Market Capitalization Weighted Average yang tidak melibatkan free float. Jadi, secara bertahap dari Juni 2021 sampai Mei 2022, metode perhitungan indeks-indeks ini akan diseragamkan.
"Tujuannya agar lebih mencerminkan kondisi di pasar, terutama memperhitungkan free float saham-saham yang tersedia untuk ditransaksikan atau diinvestasikan," kata Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi kepada Katadata.co.id, Jumat (23/4).
Hasan menjelaskan, jika memasukkan free float, bisa lebih menggambarkan kondisi pasar yang sesungguhnya karena free float digunakan sebagai penyesuaian atas kapitalisasi pasar yang digunakan dalam penghitungan Indeks.
Selain itu penyesuaian indeks berdasarkan free float akan mengurangi beban dalam mengelola index fund dan ETF karena saham dengan free float kecil akan memiliki bobot yang lebih rendah.
Tujuan lainnya adalah untuk mengembangkan metode penghitungan dan proses review indeks yang lebih seragam dan sejalan dengan indeks-indeks di dunia. Diharapkan indeks menjadi lebih menarik untuk dijadikan sebagai underlying produk investasi dan mendorong emiten untuk menambah porsi saham free float.
BEI pernah melakukan pergantian penghitungan indeks dari Full Market Capitalization menjadi dengan metode Capped Adjusted Free Float Market Capitalization. Pergantian tersebut dinilai berjalan dengan baik dan lancar serta mendapat tanggapan positif dari pelaku pasar.
Pada 19 November 2018, BEI mengumumkan perubahan metodologi indeks LQ45 dan IDX30 dan perubahannya dilakukan secara bertahap. Tahap pertama, baru 30% saham yang memasukkan free float sebagai penghitungannya. Tahap kedua sudah 60% yang dihitung. Terakhir, seluruh saham sudah masuk hitungan free float.
Hasan menjelaskan, dengan diterapkan secara bertahap, bobot suatu saham tidak berubah secara drastis pada saat penerapannya. "Diharapkan dengan penerapan secara bertahap ini, exposure terhadap pasar dan harga saham tidak akan terpengaruh," katanya memastikan.
Ia mengatakan, tidak ada perubahan harga yang signifikan terhadap saham-saham yang jadi konstituen indeks saat diterapkan perubahan hitungan pada LQ45 dan IDX30. Padahal, dua indeks tersebut adalah indeks yang paling banyak digunakan sebagai underlying produk ETF dan reksa dana.