Pencadangan Tekan Laba BNI Jadi Rp 2,38 T Kuartal I 2021

Image title
26 April 2021, 18:44
Laba bersih Bank Negara Indonesia (BNI) kuartal I 2021 merosot hingga 43,9% menjadi Rp 2,38 triliun dari Rp 4,25 triliun. Namun di saat yang sama, pencadangan melonjak 127,7% menjadi Rp 4,81 triliun.
Katadata
Kantor Cabang BNI.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mencatatkan laba bersih pada kuartal I 2021 senilai Rp 2,38 triliun atau merosot hingga 43,9% dari periode sama tahun lalu Rp 4,25 triliun. Pencadangan atau provisi yang besar, masih dilakukan oleh BNI di tengah pandemi Covid-19.

Berdasarkan laporan keuangan BNI, nilai provisi yang dicadangkan BNI pada tiga bulan pertama 2021 mencapai Rp 4,81 triliun. Pencadangan tersebut melonjak 127,7% dibanding kuartal I tahun lalu yang hanya Rp 2,11 triliun.

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan pencadangan ini merupakan langkah dan kebijakan strategis untuk memastikan kinerja keuangan tetap sehat. Apalagi, BNI membukukan laba sebelum provisi (PPOP) senilai Rp 7,83 triliun atau naik 5,9% dari periode sama tahun lalu senilai Rp 7,4 triliun.

"Pembentukan cadangan ini untuk menghadapi risiko penurunan kualitas aset serta menghadapi tantangan perekonomian di masa mendatang," kata Novita pada paparan kinerja secara virtual, Senin (26/4).

Pencadangan yang dilakukan oleh BNI pada tiga bulan pertama tahun ini membuat rasio kecukupan pencadangan atau coverage ratio ditetapkan pada level 200,5%. Namun, catatan ini lebih rendah dibandingkan Maret 2020, di mana coverage ratio-nya mencapai 243,2%.

"Dengan fundamental yang semakin kuat dan berjalannya program transformasi perusahaan, termasuk transformasi layanan digital, kami yakin bahwa kinerja BNI hingga akhir 2021 dapat lebih baik dibandingkan dengan 2020," kata Novita menambahkan.

Dari sisi intermediasi, BNI mampu menyalurkan kredit dengan total mencapai Rp 559,33 triliun atau tumbuh 2,2% dibanding penyaluran kredit pada periode yang sama tahun lalu Rp 547,21 triliun. Kredit BNI mayoritas masih disalurkan pada business banking dengan subtotal mencapai Rp 467,4 triliun atau naik 1,7% dari Rp 459,5 triliun. Kenaikan ini salah satunya disokong oleh naiknya kredit pada bisnis mikro yang tumbuh 16,2% menjadi Rp 87,7 triliun dari Rp 75,5 triliun.

Masih dalam business banking, secara nilai kredit paling banyak masih disalurkan BNI kepada segmen korporasi swasta senilai Rp 208,6 triliun atau tumbuh 2,1% dibandingkan Rp 204,2 triliun. Sementara itu, kredit kepada BUMN hanya Rp 105 triliun atau menyusut 4% dari sebelumnya Rp 109,4 triliun.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...