IPO Archi Indonesia, Upaya Peter Sondakh Bayar Utang Bank

Image title
31 Mei 2021, 12:24
PT Archi Indonesia, entitas Grup Rajawali milik Taipan Peter Sondakh kembali bersiap melantai di bursa saham, setelah sempat menunda aksi korporasinya pada 2014 lalu.
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Pekerja berjalan di dekat monitor pergerakan bursa saham saat pembukaan perdagangan saham tahun 2020 di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1/2020).

PT Archi Indonesia, entitas Grup Rajawali milik Taipan Peter Sondakh kembali bersiap melantai di bursa saham, setelah sempat menunda aksi korporasinya pada 2014 lalu. Perusahaan pertambangan emas ini akan menggunakan 90% dana hasil penjualan saham baru untuk membayar utang bank. 

Berdasarkan prospektus awal yang terbit 31 Mei 2021, perusahaan berencana melepas maksimal 4,96 miliar saham ke publik atau setara 20% dari modal setelah penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Saham yang dilepas ke publik dengan nominal Rp 10 per unit itu terdiri dari, 5% saham atau 1,24 miliar saham baru dan 15% saham atau 3,72 miliar merupakan saham lama milik PT Rajawali Corpora. 

Advertisement

"Harga saham yang ditawarkan kepada masyarakat di kisaran Rp 750 sampai Rp 800 per saham," ujar Direktur Utama Archi Indonesia Rudy Suhendra  dalam Paparan Publik IPO, Senin (31/5).

Artinya Jumlah seluruh nilai IPO ini maksimal Rp 3,97 triliun. Raihan dana tersebut menjadi IPO dengan nilai terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

Dana hasil penjualan saham lama (divestasi) milik Rajawali Corpora tidak akan diterima oleh Archi, karena dana tersebut masuk ke kantong Rajawali Corpora sekitar Rp 3 triliun. Archi hanya akan mengantongi dana dari hasil penjualan saham baru sekitar Rp 900 miliar.

Dari seluruh dana yang diperoleh Archi, sebanyak 90% akan dialokasikan untuk membayar sebagian pokok utang bank, baik perseroan maupun anak usahanya. Sisanya, 10% dari raihan dana penjualan saham baru akan digunakan untuk membiayai kegiatan operasional dan modal kerja. Bentuk penyaluran dana kepada entitas anak akan dilakukan dalam bentuk pinjaman kepada pihak berelasi.

Berdasarkan laporan keuangan Archi, saldo utang bank jangka pendek perusahaan per 31 Desember 2020 senilai US$ 2,3 juta atau setara Rp 32,95 miliar (kurs: 14.300). Sementara itu, utang bank jangka panjang senilai US$ 326,26 juta atau setara Rp 4,66 triliun.

Dengan hadirnya publik sebagai pemegang saham sebesar 20%, ada perubahan komposisi pemegang saham. Setelah IPO, kepemilikan saham PT Rajawali Corpora menyusut dari semula 99,99% saham menjadi hanya 79,99%. Kepemilikan PT Wijaya Anugrah Cemerlang yang sebelumnya 0,01% juga akan berkurang. 

Tanggal efektif IPO ini diperkirakan berlangsung pada 18 Juni 2021, sementara masa penawaran umum diperkirakan pada rentang 22 sampai 24 Juni 2021. Manajemen Archi memperkirakan tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) berlangsung pada 28 Juni 2021.

Berlaku sebagai penjamin pelaksana emisis efek pada IPO Archi adalah PT BNI Sekuritas, PT Citigorup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, dan PT UOB Kay Hian Sekuritas.

Halaman:
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement