Garuda dan Kreditur Bahas Skema Restrukturisasi Utang Rp 10 Triliun
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tengah melakukan upaya restrukturisasi utang dengan para kreditur, termasuk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI).
Hal itu diungkapkan Sekretaris Perusahaan BNI Mucharom untuk menjelaskan progres pembayaran utang maskapai nasional kepada bank pelat merah tersebut. Berdasarkan laporan keuangan Garuda hingga triwulan III-2020, utang bank kepada pihak berelasi atau perbankan milik negara tercatat mencapai Rp 10 triliun.
Menurut dia, tak hanya BNI yang memberi piutang kepada Garuda, tetapi juga bank lain dalam bentuk pinjaman sindikasi. Dengan demikian, penyelesaian masalah utang juga dilakukan bersama para kreditur lain.
"Tentunya kami akan bersama-sama dengan kreditur lain untuk melakukan pembahasan terkait skema restrukturisasi," kata Mucharom di Kantor BNI, Jakarta, Rabu (16/6).
Meski begitu, Mucharom belum bisa memaparkan skema restrukturisasi yang sedang dinegosiasikan dengan maskapai milik negara tersebut. Ia pun belum bisa memperbarui nilai utang Garuda saat ini yang ada di BNI.
"Besarnya (utang) berapa, skemanya (restrukturisasi) seperti apa, saya belum bisa share saat ini," kata Mucharom.
Berdasarkan laporan keuangan Garuda hingga triwulan III-2020, tercatat utang bank kepada pihak berelasi alias kepada Himbara, nilainya mencapai Rp 10 triliun. Hal itu berasal dari utang jangka pendek yang nilainya mencapai US$ 517,68 juta atau setara Rp 7,37 triliun (kurs: Rp 14.244). Sementara utang jangka panjang kepada pihak berelasi senilai Rp 223,47 juta atau Rp 3,18 triliun.
Dari total tersebut, utang jangka pendek Garuda ke BNI nilainya mencapai US$ 149,01 juta per 30 September 2020. Sementara utang jangka panjang Garuda ke BNI senilai US$ 107,21 juta.
Bank lainnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memiliki saldo utang jangka Garuda senilai US$ 190,63 juta. Sementara, untuk utang jangka panjang kepada Bank Mandiri tidak ada.
Utang jangka pendek Garuda kepada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) nilainya mencapai US$ 178,04 juta. Sementara utang Garuda jangka panjang ke BRI mencapai US$ 90,45 juta.