Kasus Covid-19 Melonjak, Mengapa IHSG Diramal Masih Naik Bulan Ini?

Image title
8 Juli 2021, 14:53
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan tetap menguat hingga ke level 6.195 pada akhir Juli 2021, meski kasus positif Covid-19 di dalam negeri terus melonjak.
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Karyawan memegang kacamata miliknya saat mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Kamis (11/2/2021).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan tetap menguat hingga ke level 6.195 pada akhir Juli 2021, meski kasus positif Covid-19 di dalam negeri terus melonjak. Belum lagi dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat berpotensi membuat perekonomian melambat.

PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia meyakini pengumuman kinerja keuangan triwulan II-2021 emiten di bursa, dapat membuat Indeks IHSG bertahan di atas level psikologis 6.000, bahkan menguat hingga mendekati level 6.195.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina menilai penguatan indeks saham domestik diprediksi masih dapat terealisasi, meskipun dibatasi oleh risiko berlanjutnya kenaikan angka kasus baru penderita Covid-19.

Prediksi penguatan IHSG tersebut juga didasari analisis secara teknikal dengan acuan level support di 5.985 dan 5.884. Sementara itu, area resistance indeks berada pada level 6.115 dan 6.134.

“Prediksi optimis tersebut didukung rilis laporan keuangan perusahaan triwulan II-2021 yang diperkirakan akan tetap bertumbuh, mengingat low base effect (efek basis rendah) yang terjadi pada triwulan II tahun lalu,” ujar Martha dalam konferensi pers, Kamis (8/7).

Sebagai acuan, IHSG masih mampu menguat sepanjang Juni dengan kenaikan 0,6% secara bulanan, menjadi berada pada level 5.985, di tengah melonjaknya kasus Covid-19 di Tanah Air. Dihitung dari awal tahun, IHSG cenderung flat dengan naik tipis 0,1%.

Kinerja indeks saham domestik bulan lalu ditopang positifnya data ekonomi seperti PMI Manufaktur yang menunjukkan ekspansi. Begitu pula dengan sentimen meningkatnya angka penjualan eceran dan membaiknya indeks kepercayaan konsumen (IKK).

Namun, terdapat perhatian lain pelaku pasar dari sisi negatif ketika memasuki semester II 2021. Perhatian itu adalah pertumbuhan ekonomi paruh kedua 2021 yang diyakini mulai melambat terutama pada triwulan III-2021 yang turut menjadi risiko.

"Penyebab utamanya adalah lonjakan kasus Covid-19 yang angka hariannya terus mencetak level tertinggi membuat pemerintah menerapkan PPKM darurat di Jawa dan Bali untuk periode 3 Juli hingga 20 Juli mendatang," kata Martha menambahkan.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...