Ardi Bakrie Kena Kasus Narkoba, Mayoritas Saham Grup Bakrie Melorot

Lavinda
Oleh Lavinda
8 Juli 2021, 15:35
Profil Ardi Bakrie yang dekat dengan aktivitas bisnis perusahaan keluarganya membuat mayoritas saham keluarga Bakrie yang tercatat di pasar modal melorot pada sesi I perdagangan saham, Kamis (8/7) hari ini.
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/hp.
Dewan Direksi PT Bakrie & Brothers Tbk

Kabar penangkapan putra bungsu pengusaha Aburizal Bakrie, Anindra Ardiansyah Bakrie atau biasa dipanggil Ardi Bakrie karena kasus penyalahgunaan narkoba mencuri perhatian masyarakat, tak terkecuali pelaku pasar modal. 

Ardi Bakrie dikenal sebagai Wakil Presiden Direktur PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), perusahaan media milik Grup Bakrie. Tak hanya itu, Ardi juga aktif menjadi manajemen perusahaan tambang milik keluarganya, yakni sebagai Wakil Direktur Utama sementara PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR).

Advertisement

Pria kelahiran 1979 yang menamatkan program Master of Business Administration di Bentley University itu juga berperan sebagai Direktur di PT Bakrie Global Ventura.

Tak hanya sebagai anggota dewan direksi, Ardi juga berperan menjadi dewan pengawas perusahaan media miliknya. Beberapa jabatan yang digenggam ialah, Presiden Komisaris di PT Cakrawala Andalas Televisi (ANTV) dan Presiden Komisaris PT Lativi Mediakarya (TvOne).

Profil Ardi Bakrie yang dekat dengan aktivitas bisnis perusahaan keluarganya membuat mayoritas saham keluarga Bakrie yang tercatat di pasar modal melorot pada sesi I perdagangan saham, Kamis (8/7) hari ini. 

Dari 10 perusahaan Grup Bakrie yang tercatat di pasar modal, sebanyak empat perusahaan mengalami penurunan harga saham. Hanya saham dua perusahaan tambang milik keluarga Bakrie meningkat, sementara sisanya stagnan. 

Saham VIVA anjlok 3,51% atau 2 poin menjadi Rp 55 dari semula Rp 57 pada pembukaan. Dalam sepekan, saham perusahaan penyiaran itu turun 8,33%, padahal tiga bulan lalu sempat naik 10%. Senada, saham PT Bakrie Sumatera Plantations (UNSP) juga menurun 1,8% atau 2 poin ke level Rp 109 dari level pembukaan Rp 112. Dalam sepekan, harga saham menyusut 1,8%, dan merosot hingga 7,63% dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.

Saham PT Intermedia Capital (MDIA) turun 1,61% atau 1 poin ke level Rp 61 dari Rp 62 pada penutupan kemarin. Dalam sepekan, saham turun 4,6%, namun melonjak 7,02% dalam kurun tiga bulan. Saham terakhir yang turun ialah PT Energi Mega Persada (ENRG) sebanyak 0,83% atau 1 poin ke level Rp 120 dari level penutupan kemarin Rp 121. Padahal, harga saham sempat naik 2,56% dalam kurun sepekan, dan melonjak 12,15% dalam waktu satu bulan.

Di sisi lain, saham perusahaan tambang, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) naik 2,8% atau 3 poin ke level Rp 110 dari pembukaan Rp 107. Dalam sebulan, sahamnya naik 18,28% bahkan melonjak 48,65% dalam periode tiga bulan terakhir. Tak hanya itu, saham PT Bumi Resources (BUMI) juga meningkat 1,69% atau 1 poin ke level Rp 60 dari Rp 59. Harga saham stagnan dalam waktu satu bulan terakhir, dan turun 17,8% dalam kurun waktu enam bulan terakhir.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement