Bank BUMN Hadapi Risiko Kredit Macet untuk Danai Kawasan Ekonomi Baru

Image title
13 Juli 2021, 14:58
bank bumn, BNI, kredit bni, kredit macet, kawasan ekonomi baru
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.
Dirut BNI Royke Tumilaar (kiri) bersama Wakil Dirut BNI Adi Sulistyowati (kanan) bersiap memberikan paparannya pada acara Public Expose BNI Kuartal I 2021 di Jakarta, Senin (26/4/2021).

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mengaku siap menyalurkan kredit investasi untuk pengembangan kawasan ekonomi baru. Meski begitu, terdapat sejumlah tantangan dalam penyaluran kredit, di antaranya, perlambatan ekonomi, penundaan waktu proyek, dan kelayakan proyek infrastruktur.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, salah satu tantangannya adalah perlambatan ekonomi di sejumlah wilayah karena penyebaran Covid-19. Aktivitas masyarakat memang masih dibatasi sehingga menyebabkan pertumbuhan ekonomi menurun.

"Tantangan lainnya penundaan beberapa proyek infrastruktur, sehingga berdampak meningkatnya rasio kredit macet atau non-performing loan (NPL)," kata Royke dalam Investor Daily Summit 2021 secara virtual, Selasa (13/7).

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2021, kredit macet di sektor konstruksi tercatat paling besar di daerah Gorontalo di level 56,09%. Disusul oleh Bengkulu dan Kalimantan Barat dengan NPL masing-masing mencapai 24,81% dan 23,52%.

Menurut Royke, tantangan penting lain ialah kelayakan proyek. Proyek infrastruktur di kawasan ekonomi baru dinilai sering jadi masalah. Padahal infrastruktur merupakan stimulus atau pemicu pengerjaan proyek di kawasan tersebut.

Royke mengatakan, proyek infrastruktur dan kawasan ekonomi baru biasanya merupakan proyek jangka panjang sehingga sering terjadi perubahan-perubahan selama proses pembangunannya. Untuk itu, perbankan ingin ada koordinasi yang baik antara instansi supaya proyek-proyek ini menjadi layak.

"Jangan sampai nanti bangun pelabuhan, tapi tidak ada angkutannya, tidak ada keretanya, tidak ada infrastruktur lainnya yang menunjang supaya kawasan ekonomi baru itu jadi visibel," kata Royke.

Ia mengatakan, biasanya yang menjadi tantangan ke depan adalah ketika pabrik sudah jadi, infrastruktur listriknya belum siap. Hal-hal seperti ini yang harus menjadi satu kesatuan supaya proyek ini benar visibel untuk dibiayai oleh industri perbankan.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...