Divisi Keuangan Grup Astra Kantongi Laba Rp 2,13 T, Naik Tipis 2%
Divisi jasa keuangan Grup Astra mengantongi laba bersih Rp 2,13 triliun sepanjang semester I 2021, atau naik tipis 2% dari raihan laba periode yang sama tahun lalu Rp 2,1 triliun. Hal itu ditopang oleh peningkatan kontribusi dari lini bisnis pembiayaan konsumen dan asuransi umum.
Berdasarkan keterangan tertulis perusahaan induk, PT Astra International Tbk (ASII), bisnis pembiayaan konsumen Grup Astra mengalami peningkatan nilai pinjaman 13% menjadi Rp 40 triliun. Kontribusi laba bersih dari divisi pembiayaan mobil meningkat 3% menjadi Rp564 miliar.
Sementara itu, kontribusi laba bersih dari PT Federal International Finance (FIF) yang fokus pada pembiayaan sepeda motor juga naik 3% menjadi Rp949 miliar.
"Kedua peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh provisi kerugian pinjaman yang lebih rendah," ujar manajemen dalam keterangan tertulis, Kamis (29/7).
Total pembiayaan yang disalurkan oleh perusahaan di sektor pembiayaan alat berat naik 46% menjadi Rp 2,7 triliun. Kontribusi laba bersih dari bisnis ini menurun 20% menjadi Rp 28 miliar, terutama disebabkan oleh penurunan portofolio pembiayaan.
PT Asuransi Astra Buana (Asuransi Astra) mencatat pertumbuhan laba bersih 15% menjadi Rp 597 miliar, didominasi hasil investasi yang lebih tinggi. Perusahaan asuransi jiwa Grup, PT Asuransi Jiwa Astra (Astra Life) mencatatkan peningkatan premi bruto 78% menjadi Rp2,8 triliun.
Sebelumnya dipaparkan, Astra International mengantongi pendapatan bersih konsolidasian Rp 107,4 triliun sepanjang semester I 2021, atau naik 20% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 89,79 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan, induk Grup Astra ini membukukan laba bersih konsolidasian sebesar Rp8,8 triliun pada semester I 2021. Angka itu menyusut 22% dari perolehan untung bersih periode yang sama tahun lalu Rp 11,37 triliun, ketika grup memperoleh keuntungan dari penjualan saham Bank Permata sebesar Rp 5,88 triliun.
Namun, jika tanpa memperhitungkan keuntungan penjualan Bank Permata, laba bersih Grup meningkat 61%, terutama disebabkan kinerja divisi otomotif yang membaik.
Berdasarkan kinerja masing-masing lini bisnis, pertumbuhan laba bersih terutama dikontribusi oleh kinerja divisi otomotif melonjak hingga 362%, dari Rp 716 miliar pada enam bulan pertama 2020 menjadi Rp 3,31 triliun semester I tahun ini.
Kontribusi kedua terbesar berasa dari divisi jasa keuangan. Kemudian, keuntungan bersih divisi alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi naik 13% dari Rp 2,36 triliun menjadi Rp 2,68 triliun.
Divisi agribisnis mencatatkan laba bersih Rp 517 miliar atau melonjak 66% dari Rp 312 miliar. Divisi infrastruktur dan logistik membukukan laba bersih Rp 91 miliar dari semula mengalami kerugian Rp 88 miliar.
Divisi properti memperoleh laba bersih Rp 83 miliar atau tumbuh 17% dari perolehan sebelumnya Rp 71 miliar. Hanya divisi teknologi informasi yang mengalami penyusutan laba bersih 13% dari Rp 16 miliar menjadi Rp 14 miliar.
Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro menyampaikan sebagian besar kinerja bisnis Grup Astra membaik pada semester I 2021, dibanding periode yang sama tahun lalu. Saat itu, perusahaan menghadapi pembatasan-pembatasan bisnis yang signifikan, terutama terkait penanggulangan pandemi Covid-19.
"Meskipun kondisi bisnis telah membaik, kinerja Grup Astra masih akan menantang hingga akhir tahun ini," ujar Djony dalam keterangan tertulis, Kamis (29/7).
Hal itu mengingat kinerja bisnis dan kepercayaan konsumen masih akan terdampak oleh situasi pandemi Covid-19 di Indonesia yang sangat memprihatinkan. Kendati demikian, Djony meyakini neraca keuangan dan posisi pendanaan Grup tetap kuat.