Terpukul Pandemi, Hero Rugi Setengah Triliun dan Terpaksa Tutup Giant

Image title
2 Agustus 2021, 15:22
Hero, Giant, Giant Tutup, hero rugi, Pendapatan hero, Covid-19
ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/rwa.
Warga membeli kebutuhan pokok di gerai swalayan Giant di Bandung, Jawa Barat, Kamis (27/5/2021).

Di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda Indonesia, bisnis PT Hero Supermarket Tbk terus ditutupi awan mendung. Sampai semester I 2021, pendapatan Hero anjlok 25,99%, rugi membengkak dua kali lipat, hingga akhirnya harus menutup gerai Giant secara permanen.

Berdasarkan laporan keuangan, emiten retail berkode saham HERO ini membukukan pendapatan bersih senilai Rp 3,66 triliun pada semester I-2021 atau anjlok 25,99% dibanding periode sama tahun lalu senilai Rp 4,95 triliun. Hal itu salah satunya yang membuat Hero harus merugi Rp 550,88 miliar atau membengkak dua kali lipat lebih dari rugi Rp 202,07 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan bersih Hero mayoritas masih berasal dari segmen makanan senilai Rp 2,18 triliun pada enam bulan pertama tahun ini. Namun, pendapatan bersih tersebut mengalami penurunan hingga 38,65% dibanding periode sama tahun lalu senilai Rp 3,55 triliun.

Meski begitu, pendapatan dari segmen non-makanan tercatat senilai Rp 1,48 triliun pada semester I-2021 ini. Raihan itu tercatat tumbuh hingga 6,22% dibanding periode sama tahun lalu senilai Rp 1,39 triliun.

Meski pendapatan bersih mengalami penurunan, beban pokok pendapatan juga ikut turun 28,12% dari Rp 3,67 triliun menjadi Rp 2,64 triliun. Namun, laba kotor Hero hanya tersisa Rp 1,02 triliun atau turun 19,87% dari periode sama tahun lalu senilai Rp 1,27 triliun.

Hero juga harus menanggung pembengkakan beban usaha 12,67% secara tahunan, dari Rp 1,53 triliun menjadi Rp 1,72 triliun pada semester I-2021. Alhasil, rugi sebelum pajak penghasilan senilai Rp 647,03 miliar atau membengkak dari rugi sebelum pajak Rp 228,55 miliar.

Berdasarkan jumlah aset, Hero memiliki total Rp 4,92 triliun per Juni 2021 yang terdiri dari aset lancar senilai Rp 1,47 triliun dan aset tidak lancar senilai Rp 3,44 triliun. Sementara itu, jumlah liabilitas senilai Rp 3,61 triliun, terdiri dari jangka pendek Rp 3,1 triliun dan panjang 510,72 miliar.

Presiden Direktur Hero Patrik Lindvall mengatakan, Hero memang terus menghadapi tantangan yang cukup signifikan pada semester pertama 2021 akibat pandemi Covid-19, terkait penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), maupun perubahan pola belanja pelanggan.

Patrik mengatakan, setelah tinjauan strategi bisnis yang mendalam, pada Mei lalu, manajemen mengubah pendekatan perdagangannya dengan meningkatkan investasi pada bisnis IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket. Akibat fokus tersebut, manajemen terpaksa mengalihkan investasi dari Giant.

"Perubahan strategi ini merupakan respons yang menentukan dan diperlukan guna menghadapi dinamika pasar yang berubah," kata Patrik dalam siaran pers yang dikutip pada Senin (2/8).

Perubahan dinamika pasar yang dimaksud oleh Patrik, terutama pola belanja pelanggan Indonesia yang menjauh dari format hypermarket dalam beberapa tahun terakhir. Serta dikarenakan adanya pandemi Covid-19.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...