Pasca Cabut Suspensi 2 Bulan, Harga Saham DCII Milik Salim Anjlok 6,9%
Penghentian sementara (suspensi) perdagangan saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) berakhir pada Kamis (12/8). Sesaat setelahnya, harga saham DCII langsung anjlok 6,99% menjadi Rp 54.875 per saham dibandingkan harga terakhirnya.
Berdasarkan data RTI Infokom, hingga pukul 09.13 WIB, saham DCII diperdagangkan sebanyak 3.800 unit saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 213,48 juta, dan frekuensi transaksi sebanyak 25 kali. Nilai kapitalisasi pasar saham DCII menjadi Rp 130,81 triliun.
Saham milik pengusaha Otto Toto Sugiri dan bos Grup Indofood Anthoni Salim ini telah disuspensi sejak perdagangan 17 Juni 2021 lalu. Artinya, nyaris dua bulan saham ini dihentikan perdagangannya di pasar reguler maupun pasar tunai.
Transaksi saham dihentikan sementara karena adanya peningkatan harga kumulatif yang signifikan. Hal itu disampaikan oleh bursa melalui surat pengumuman yang ditandatangani Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Lidia M Panjaitan dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI Irvan Susandy.
DCII melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) pada 6 Januari 2021 dengan harga saham Rp 420 per saham. Saat saham ini disuspensi, harganya senilai Rp 59.000 per saham. Artinya, harga saham ini meroket hingga 13.947% hanya dalam waktu sekitar enam bulan saja.
Salah satu sentimen kenaikan itu, tak lain karena Anthoni Salim menambah porsi investasi pada saham DCII dengan merogoh kocek Rp 1,02 triliun sehingga saat ini memiliki 11,12%. Kabar pengembangan bisnis setelah Anthoni menambah porsi saham, bukan isapan jempol belaka.
Anthoni dan DCI membangun kompleks hyperscale data center park dengan standar global bernama H2 Data Center melalui pendirian PT Datacenter Indonesia Sukses Makmur. Pembangunannya sudah dilakukan sejak triwulan IV 2020.
Pada Senin (14/6), pembangunan gedung pusat data ini sudah tahap topping off dan diperkirakan selesai pada triwulan IV 2021. Fasilitas yang berada di Pertiwi Lestari Industrial Park ini memiliki 10 lantai dengan 6 lantai di antaranya merupakan ruang data dengan total kapasitas 3.000 rack serta kapasitas daya listrik 15 MW.
Putra Anthoni, Axton Salim menyatakan keyakinannya bahwa H2 akan membawa dampak positif yang besar bagi pelaku bisnis di Indonesia dalam memenuhi tuntutan pasar. "Untuk mempercepat proses digitalisasi di Indonesia sehingga kita mampu bersaing di tingkat global," katanya dalam siaran pers.
Kompleks ini diklaim sebagai salah satu data center besar di Asia Tenggara. Presiden Direktur sekaligus pemilik 29,9% saham DCII Toto Sugiri menjelaskan pembangunan H2 sejalan dengan visi dan misi untuk menjadi penyedia data center terpercaya di Asia Tenggara.
"Serta memenuhi kebutuhan pelanggan di tengah percepatan digitalisasi sekarang ini," kata Toto.
H2 didesain dengan standar internasional menggunakan spesifikasi Tier 3 dan Tier 4 yang didukung oleh multiple konektifitas fiber optic (carrier neutral) dan dua pembangkit listrik. Bangunan ini juga dikembangkan dengan konsep green data center serta menggunakan energi terbarukan dari solar panel farm yang akan dibangun di area yang sama.
Penggunaan layanan digital dalam menjalankan bisnis bertujuan, di antaranya efisiensi operasional, peningkatan kepuasan pelanggan, serta peningkatan aktivitas dengan pelanggan.
Toto berharap digitalisasi ini tidak hanya membawa perubahan pada tingkat bisnis, namun ke perilaku individu. Beberapa di antaranya adalah kegiatan belanja secara daring, pembayaran non-tunai, sekolah online, dan penggunaan media sosial serta pertukaran konten digital untuk berkomunikasi.
"Semua perubahan ini mensyaratkan adanya kebutuhan akan data center yang komprehensif untuk menyimpan dan mengelola data-data yang dipertukarkan dalam aktivitas sehari-hari tersebut," kata Toto.