Incar Rp 2 Triliun dari Obligasi, Bank Bukopin Raih Peringkat id-AAA

Lavinda
Oleh Lavinda
16 Agustus 2021, 17:59
Bank Bukopin, Emiten:BBKP, Obligasi
ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/foc.
Suasana pelayanan nasabah di kantor pusat Bank Bukopin, MT Haryono, Jakarta Selatan, Rabu (1/7/2020).

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat PT Bank KB Bukopin Tbk (Bank Bukopin) menjadi idAAA dari semula idAA, dengan prospek stabil. Peringkat Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank KB Bukopin Tahun 2015 juga naik menjadi idAA dari idA+.

Analis Pefindo Adrian Noer menyampaikan kenaikan peringkat ini mencerminkan pandangan Pefindo akan tingkat dukungan dari Kookmin Bank Co., Ltd (KB Kookmin Bank) yang semakin kuat kepada KB Bukopin. Hal ini terutama seiring dengan berakhirnya proses hukum terkait kepastian penetapan KB Kookmin Bank sebagai pemegang saham pengendali.

Advertisement

"Kondisi ini akan semakin memperkuat integrasi yang kuat antara KB Bukopin dan KB Kookmin Bank setelah penggabungan nama dan logo KB," ujar Adrian dalam keterangan tertulis, Senin (16/8).

Selain itu, kepastian sebagai pemegang saham pengendali akan membuat KB Kookmin Bank dapat memberikan dukungan signifikan kepada KB Bukopin, terutama dalam hal likuiditas dan permodalan.

Emiten berkode saham BBKP ini juga terlihat memiliki beberapa rencana penyesuaian, seperti dalam aspek infrastruktur teknologi informasi (TI), dan praktek underwriting. Hal itu dilakukan demi mengintegrasikan bisnis KB Bukopin dengan KB Kookmin Bank secara lebih baik.

"Peringkat dapat diturunkan apabila kami melihat tingkat dukungan atau kepemilikian Kookmin Bank menurun signifikan," katanya.

Peringkat perusahaan yang berada di level tertinggi, yakni idAAA, diberikan karena kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya dianggap superior. Sementara itu, peringkat obligasi idAA diberikan karena kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang dianggap sangat kuat.

Kendati demikian, peringkat juga dibatasi oleh kualitas aset yang berada di bawah rata-rata dan profitabilitas yang lemah. Adrian berpendapat, pandemi Covid 19 telah meningkatkan profil risiko industri perbankan secara keseluruhan. Hal ini terutama menyebabkan penurunan bisnis yang substansial di hampir semua sektor, dan mengakibatkan permintaan pinjaman serta layanan perbankan lainnya lebih rendah.

"Selain itu, perlambatan bisnis akan melemahkan kemampuan pembayaran debitur, dan penurunan kualitas aset selanjutnya akan memberikan tekanan tambahan pada indikator profitabilitas dan likuiditas bank," ujarnya.

Saat ini, Pefindo berpandangan Covid-19 memberikan dampak yang moderat pada profil kredit KB Bukopin secara keseluruhan. Potensi tunggakan baru di atas rasio kredit bermasalah atau non-performasing loan (NPL) lama dapat memberi tekanan tambahan pada kualitas aset bank secara keseluruhan. Rasio NPL sudah lebih lemah dari rata-rata industri perbankan dalam beberapa tahun terakhir.

KB Bukopin merupakan bank umum skala menengah di Indonesia yang fokus pada bisnis retail, yang terdiri dari segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UKM), dan konsumer.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement