Empat Bank BUMN Raup Laba Bersih Rp 31 Triliun pada Semester I 2021

Image title
16 Agustus 2021, 19:59
Bank BUMN, Himbara, Perbankan
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.
Warga melintas disamping mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Link di Jakarta, Minggu (23/5/2021).

Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang terdiri dari empat bank BUMN telah mengumumkan kinerja keuangan semester I-2021. Empat bank nasional tersebut mampu membukukan total laba bersih mencapai Rp 31 triliun. Siapa penyumbang terbesar?

Berdasarkan data laporan keuangan masing-masing bank, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI membukukan laba bersih paling besar, yakni Rp 12,54 triliun. Raihan laba tersebut terpaut tipis dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang senilai Rp 12,50 triliun.

Advertisement

Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI meraup laba bersih Rp 5,02 triliun, dan Bank Tabungan negara (BTN) mengantongi Rp 920 miliar sepanjang semester I 2021.

Dari segi persentase, pertumbuhan untung bersih BRI tercatat paling tinggi dibanding bank pelat merah lain, yakni sebesar 22,9% dari periode sama tahun lalu Rp 10,2 triliun. Laba Bank Mandiri juga tumbuh pesat secara tahunan yaitu 21,5% dari Rp 10,29 triliun. Di urutan ketiga, laba BTN tumbuh 19,87% dari Rp 768 miliar. Sedangkan laba BNI tumbuh paling buncit 12,8% dari Rp 4,45 triliun.

Terkait penyaluran kredit, Bank Mandiri mampu mencatat angka fantastis. Sepanjang semester I-2021, Bank Mandiri menyalurkan kredit mencapai Rp 1.014 triliun atau tumbuh hingga 16,37% dari Rp 871,66 triliun.

Pertumbuhan kredit tinggi juga dicatatkan oleh BTN yang pada semester I-2021 menyalurkan hingga 265,9 triliun atau mengalami pertumbuhan hingga 5,59% dari periode sama tahun lalu Rp 251,83 triliun.

Sementara BNI menyalurkan kredit Rp 569,73 triliun, tumbuh 4,5% dari Rp 545,39 triliun. Sedangkan BRI mencatat penyaluran kredit Rp 929,4 triliun, tumbuh tipis 0,7% dari Rp 922,96 triliun.

Kualitas kredit bank BUMN semasa pandemi Covid-19 berdasarkan rasio kredit macet atau non-performing loan (NPL) tercatat bervariasi. NPL BRI berada di level 3,3% atau naik dari 3,13%, sementara itu, NPL BNI tercatat berada di level 3,9% atau naik dari 3%.

Rasio kredit bermasalah BTN menjadi yang terbesar, yaitu 4,1% tapi turun paling signifikan dari 4,71%. Sedangkan, NPL Bank Mandiri paling rendah 3,1% pada Juni 2021 atau turun dari 3,3% pada Juni 2020.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

atau BRI mengantongi laba bersih Rp 12,54 triliun pada semester I 2021, atau melesat 22,93% dari perolehan untung bersih periode yang sama tahun lalu, saat pandemi Covid-19 mulai terjadi, Rp 10,2 triliun.

Direktur Utama BRI Sunarso menyampaikan perolehan laba bersih ditopang oleh pertumbuhan kredit yang positif, terutama kredit mikro, disertai biaya dana (cost of fund) yang lebih efisien.

"BRI berhasil mencatatkan kinerja yang positif. Kredit mikro BRI tumbuh 17%, BRI mampu mencetak laba 12,54 triliun selama enam bulan terakhir," ujar Sunarso dalam Paparan Publik Kinerja BRI Akhir Kuartal II secara virtual, Jumat (6/8).

Secara rinci dijelaskan, BRI menyalurkan kredit 929,4 triliun pada kuartal II 2021, naik positif dibanding Rp 922,97 triliun pada kuartal II 2020.

Penopang terbesarnya berasal dari kredit mikro yang tercatat Rp 366,56 triliun atau naik 17% year on year (YoY). Sementara itu, kredit konsumer tumbuh 3,54% YoY menjadi Rp 145,94 triliun. "Kredit konsumer menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah BRI," katanya.

Selanjutnya, kredit di segmen usaha kecil dan menengah (UKM) tercatat Rp 236,82 triliun, dan kredit korporasi Rp 180.08 triliun.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Bank Mandiri berhasil membukukan laba bersih naik 21,45% menjadi Rp 12,5 triliun secara year on year (yoy) di kuartal II-2021. Di mana, inisiatif ekspansi digital menjadi salah satu kontributor penyumbang kinerja positif tersebut.

Sepanjang periode April-Juni, pendapatan operasional Mandiri naik 19,9% menjadi Rp 52,04 triliun. Capaian tersebut didukung pendapatan bunga bersih yang tumbuh 21,5% yoy menjadi Rp 35,16 triliun. Disusul pertumbuhan pendapatan berbasis jasa (fee based income) sebesar 17,27% yoy menjadi Rp 15,94 triliun.

"Tren pertumbuhan ini sebagai sinyal positif bahwa permintaan diharapkan akan terus meningkat. Namun, kami akan tetap waspada dalam mengeksekusi rencana bisnis ke depan," kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam paparanya secara virtual, Kamis (29/7).

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement