Bukopin Terbitkan Saham Baru, Kepemilikan Bosowa Bakal Terdilusi
PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) berencana menerbitkan maksimal 35,15 miliar saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMTETD) atau rights issue. Saham kelas B itu ditetapkan dengan nilai nominal Rp 100 per saham, sementara harga pelaksanaan belum ditetapkan.
Saham baru akan dibagikan kepada para pemegang saham yang tercatat pada 27 September 2021, di mana setiap pemilik 500 saham lama akan memperoleh 538 saham Seri B.
"Namun bagi pemegang saham yang dilarang untuk melaksanakan haknya sebagai pemegang saham oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maka pemegang saham tersebut tidak dapat melaksanakan haknya dalam pelaksanaan HMETD," dikutip dari prospektus ringkas, Jumat (3/9).
Pemegang saham yang dilarang menjalankan haknya adalah PT Bosowa Corporindo. Hal itu berdasarkan salinan Keputusan Dewan Komisioner OJK pada 24 Agustus 2020 tentang Hasil Penilaian Kembali Bosowa Corporindo selaku Pemegang Saham Pengendali Bank Bukopin.
Dengan demikian, melalui asumsi semua pemegang saham mengambil haknya kecuali Bosowa, maka komposisi kepemilikan saham Bukopin menjadi, sebesar 70,09% dimiliki Kookmin Bank Co. Ltd, atau naik dari sebelumnya 67%. Lalu, PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) menjadi 3,32% dari sebelumnya 3,17%.
Masyarakat yang memegang saham Bukopin akan memiliki 22,28% saham Bukopin dari sebelumnya 21,28%. Sementara itu, hanya porsi kepemilikan Bosowa Corporindo yang akan menurun menjadi 4,28% dari yang sebelumnya 8,49%.
Bukopin berencana menggunakan dana dari penerbitan saham baru ini sebanyak 40% untuk pengembangan bisnis segmen konsumer. Sementara 60% saham lainnya digunakan untuk pengembangan bisnis segmen usaha mikro, kecil, menengah (UMKM).
Sesuai dengan Rencana Bisnis Bank yang telah disampaikan kepada OJK, pengembangan bisnis Bukopin hingga 2023 fokus pada segmen bisnis retail, yang terdiri dari segmen UMKM serta individual atau segmen konsumer.
Bukopin akan menyalurkan dana rights issue untuk menyalurkan kredit UMKM dan scheme based financing (flexy product) dan penyaluran kredit konsumer yang menjadi fokus utama bank.
Selain untuk penyaluran kredit, dana rights issue akan digunakan untuk pengembangan IT yang mendukung pengembangan bisnis konsumer dan UMKM serta pengembangan jaringan distribusi (outlet) untuk menjangkau new market yang potensial yang selama ini belum tersentuh oleh Bank.