Realisasi Beli Kembali Obligasi dan Sukuk Tembus Rp 265 M pada 2021
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan, hingga saat ini sudah ada 2 perusahaan tercatat yang melakukan pembelian kembali surat utang, yaitu PT Timah Tbk (TINS) yang masuk di sektor bahan dasar dan PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) dari sektor konsumer non-siklus.
"Sepanjang 2021, terdapat dua perusahaan tercatat yang telah melakukan pembelian kembali surat utang dengan total nilai pembelian kembali Rp 265,8 miliar," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI Gede Nyoman Yetna Setya kepada awak media, Selasa (14/9).
Berdasarkan keterbukaan informasi, Timah melakukan pembelian kembali obligasi dan sukuk dengan masa penawaran 16-23 Agustus 2021. Nilai total pembelian kembali oleh Timah mencapai Rp 235,8 miliar terdiri dari tiga efek bersifat utang dan sukuk.
Efek pertama adalah Obligasi Berkelanjutan I Timah Tahap I Tahun 2017 Seri B senilai Rp 94 miliar. Lalu, Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Timah Tahap I Tahun 2017 Seri B senilai Rp 62 miliar. Terakhir, Obligasi Berkelanjutan I Timah Tahap II Tahun 2019 Seri A dengan nilai Rp 79,8 miliar.
Sementara itu, Tunas Baru Lampung melakukan pembelian kembali efek bersifat utang dan sukuk pada 6 Agustus 2021 dengan nilai Rp 20 miliar untuk Obligasi Berkelanjutan I Tunas Baru Lampung Tahap 1 Tahun 2018.
Setelah itu, perusahaan kembali melakukan pembelian kembali pada Obligasi Berkelanjutan I Tunas Baru Lampung Tahap 1 Tahun 2018 dengan nilai Rp 10 miliar pada 23 Agustus 2021.
Sebelumnya, Nyoman mengatakan, terdapat 26 emisi obligasi dan sukuk yang berada di pipeline Bursa dan akan diterbitkan oleh 17 perusahaan dengan total emisi Rp 24,84 triliun hingga 3 September 2021. Selain itu, terdapat 30 perusahaan yang berencana melantai di Bursa saham dengan total dana untuk dihimpun Rp 9,6 triliun.
Menurut dia, perusahaan-perusahaan masih antusias untuk melakukan pendanaan di pasar modal. Hal tersebut dapat dilihat dari perusahaan-perusahaan yang berada dalam pipeline Bursa, jumlahnya masih relatif baik.
"Dalam beberapa hari terakhir, kami juga masih menerima permohonan pencatatan saham. Antusiasme dan optimisme terhadap pasar modal dinilai masih terjaga baik, didorong oleh stabilitas nasional dan pemulihan ekonomi yang masih berlanjut di tahun 2021," ujar Nyoman.
Dengan mempertimbangkan stabilitas ekonomi yang tetap terjaga dan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut, ia optimis penawaran umum saham, obligasi dan sukuk masih terus bertumbuh dengan baik.
"Respons pasar sampai saat ini dinilai positif atas penawaran umum yang dilakukan oleh calon perusahaan tercatat di Bursa," kata Nyoman.