Menilik Potensi Kinerja Keuangan dan Saham Indosat dan Tri usai Merger

Image title
20 September 2021, 20:29
Indosat, Tri, Merger dan Akuisisi
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Sejumlah pengemudi sepedah motor melintas di depan gedung Indosat, Jakarta Pusat (20/2)

Rencana merger PT Indosat Tbk (ISAT) dengan PT Hutchison 3 Indonesia (H3I) menjadi PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk diproyeksi bisa membawa potensi besar, baik dari sisi keuangan maupun pergerakan harga sahamnya di pasar modal.

Tim analis Samuel Sekuritas Indonesia menilai merger ini memperkuat posisi Indosat sebagai operator telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia, di belakang PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) milik PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Indosat juga makin menjauhi pesaing terdekatnya PT XL Axiata Tbk (EXCL).

Advertisement

Merger bisa membuat jumlah pengguna gabungan mencapai 104,3 juta per semester I-2021, terdiri dari Indosat 60,3 juta dan Hutch Tri 44 juta. Angka tersebut membawa Indosat semakin mendekati pengguna Telkom sebanyak 169 juta dan meninggalkan pesaingnya, XL Axiata yang memiliki 56,7 juta pengguna.

Penggabungan juga membawa dampak pada kapasitas spektrum yang mencapai 72,5 MHz (unpaired) dan 145 MHz (paired) di rentang frekuensi 850/900 MHz, 1.800 MHz, dan 2.100MHz. Spektrum merger Indosat ini mendekati spektrum milik Telkomsel di 102,5 MHz (unpaired) dan 155 MHz (paired) di frekuensi yang sama.

Menurut tim riset Samuel Sekuritas, gabungan dari pendapatan kedua perusahaan tersebut pada 2021 ini bisa mencapai US$ 3 miliar atau setara Rp 42,68 triliun. Sementara itu, potensi pendapatan perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) mencapai US$ 1,1 miliar atau Rp 15,65 triliun.

"Kami meyakini merger dari dua perusahaan besar telekomunikasi ini akan mempermudah langkah Indosat untuk berinvestasi di sektor 5G, serta menambah efisiensi biaya operasional," kata tim riset Samuel Sekuritas.

Selain itu, konsolidasi ini membuat persaingan di industri telekomunikasi menjadi lebih longgar. Efeknya, persaingan tarif antara perusahaan telekomunikasi bisa mereda. Akibatnya, perusahaan bisa memperkuat kondisi keuangan.

Tim riset menilai proses merger ini punya peluang besar untuk tidak melakukan penawaran tender atau tender offer wajib bagi pemegang saham minoritas. Berdasarkan perhitungan tim riset, nilai saham Indosat dalam proses merger ini bernilai Rp 6.371 per saham, lebih rendah 11% dari harga harga penutupan 16 september 2021 senilai Rp 7.125.

"Namun, menurut Ooredoo, harga pelaksanaan Rp 5.247 per saham, sehingga semakin menekankan bahwa tidak ada tender offer wajib bagi pemegang saham minoritas," kata tim riset Samuel Sekuritas.

Pada kesempatan berbeda, Senior Vice President Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial mengatakan, nilai aset kedua perusahaan gabungan tidak akan berbeda jauh dari nilai akuisisi, sekitar US$ 6 miliar atau setara Rp 85,37 triliun.

Penggabungan kedua perusahaan tersebut berpotensi menghasilkan pendapatan tahunan mencapai US$ 3 miliar dengan pangsa pasar 25%, terbesar kedua setelah Telkom. "Laba bersih sebelum pajak estimasi sekitar US$ 300 juta sampai US$ 500 juta (Rp 4,28 triliun sampai Rp 7,14 triliun) per tahun akibat hasil dari merger tersebut," kata Janson kepada Katadata.co.id, Senin (20/9).

Sementara itu, analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas belum bisa membayangkan keuntungan dari hasil merger kedua perusahaan. Hanya saja, nilai aset keduanya punya potensi mencapai Rp 120,8 triliun, berasal dari aset Tri Rp 50,4 triliun dan aset Indosat Rp 70,4 triliun.

Sukarno menilai, merger ini punya dampak positif kepada pergerakan harga saham ISAT di Bursa Efek Indonesia (BEI) karena ada peluang tercipta kinerja yang lebih baik. "Dengan asumsi ada efisiensi yang terjadi dan dari merger ini akan menjadi lebih solid ke depannya," kata Sukarno.

Meski begitu, untuk jangka pendek, harga saham berkode emiten ISAT masih akan pergerakan sideways karena harga sahamnya sempat menguat di level Rp 7.425. Padahal, berdasarkan analisisnya, harga saham Indosat tersebut belum mampu bertahan di atasnya saat ini.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement