Aset Keuangan Syariah Naik 4,6%, OJK Ungkap Peluang dan Tantangannya

Image title
30 September 2021, 17:36
OJK, Perbankan, Syariah
Donang Wahyu|KATADATA
Gedung OJK

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total aset keuangan syariah Indonesia, di luar saham syariah, mencapai Rp 1.885,65 triliun per Juni 2021. Nilai ini meningkat 4,6% dari total aset per akhir 2020 sebesar Rp 1.801,46 triliun.

Total aset keuangan syariah saat ini terdiri dari, aset dari pasar modal syariah masih mendominasi senilai Rp 1.137,84 triliun. Lalu, aset perbankan syariah Rp 631,55 triliun dan industri keuangan non-bank (IKNB) Rp 116,26 triliun. Aset pasar modal syariah mendominasi karena banyak penerbitan sukuk negara.

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK Teguh Supangkat mengatakan industri perbankan syariah mengalami pertumbuhan pada Juni 2021, baik bank umum syariah, unit usaha syariah, dan bank perkreditan rakyat syariah. Dibandingkan periode sama tahun lalu, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 16,54%, aset tumbuh 15,8%, dan pembiayaan yang diberikan tumbuh 7,35%

"Artinya, dibanding bank konvensional, ini sudah tumbuh terus positif sejak pandemi. Ini menunjukkan bahwa dalam kondisi apapun, syariah masih akan dan terus berkembang dengan baik," kata Teguh dalam sesi webinar, Kamis (30/9).

Pangsa pasar perbankan syariah per Juni 2021 memang baru 6,59% dibandingkan konvensional 93,41%. Meski begitu, capaian tersebut merupakann perkembangan positif, karena pencapaian 5% dianggap sulit. Dengan begitu, Teguh berharap pangsa pasar perbankan syariah tembus 10% pada tahun-tahun berikutnya.

Bicara potensi, Teguh menilai perbankan syariah bisa berkembang pesat ke depan karena Indonesia merupakan penduduk muslim terbesar di dunia. Sebanyak 230 juta orang atau 87% dari total penduduk, memeluk agama Islam.

Penduduk Indonesia usia produktif akan bertumbuh sehingga menjadi peluang dari perbankan syariah. Berdasarkan penelitian The Urban Middle Class Millennials pada 2017, penduduk usia produktif Indonesia mencapai 70% pada 2030.

Potensi lainnya adalah punya ekosistem ekonomi syariah yang besar, di mana sinergi dan integrasi sangat diperlukan. Dengan begitu, semua aktivitas keuangan bisa dilakukan menggunakan jasa keuangan syariah.

Teguh mengatakan, potensi juga datang dari catatan 62% investor menyatakan isu lingkungan dan sosial merupakan hal yang penting. Industri syariah cocok dengan profil tersebut karena di samping berbicara soal bisnis, industri syariah juga bicara soal lingkungan dan sosial juga.

Penetrasi internet yang tinggi juga menjadi salah satu peluang bagi industri perbankan syariah. Pengguna internet Indonesia mencapai 196,7 juta berdasarkan survei penetrasi Q2 2019-2020 oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet. "Penetrasinya mencapai 73,3% dari total populasi Indonesia 266,9 juta," kata Teguh.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...