Menakar Potensi dan Risiko Pasar Keuangan hingga Akhir 2021

Image title
11 Oktober 2021, 16:40
Keuangan, The Fed, Federal Reserve
Pixabay/Gerd Altmann
Ilustrasi mata uang dolar Amerika Serikat.

Hampir dua tahun dunia dilanda pandemi Covid-19 dan selama itu, pasar keuangan cenderung bergerak dinamis. Memasuki kuartal akhir 2021, ada beragam hal yang mendukung investor untuk tetap optimis untuk meraih peluang investasi jelang akhir tahun. Namun ada pula beberapa risiko yang perlu dicermati, baik dari sisi global maupun domestik.

Head of Investment Specialist Manulife Aset Manajemen Indonesia Freddy Tedja mengatakan, pemulihan sentimen yang ditopang oleh katalis positif diperkirakan dapat mendorong pergerakan pasar shaam Indonesia di masa mendatang. Katalis positif yang dimaksud antara lain, meningkatnya vaksinasi, kenaikan harga komoditas, stabilitas rupiah, dan perbaikan pendapatan perusahaan.

Menurut dia, antusias dan optimis para pelaku pasar terhadap pemulihan aktivitas domestik sudah terlihat pada pergerakan pasar saham domestik. Sepanjang tahun berjalan hingga akhir kuartal ketiga, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 5,1%.

"Investor dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk masuk atau menambah porsi kepemilikannya di reksa dana pendapatan tetap maupun reksa dana saham, disesuaikan dengan profil risiko masing-masing," ujar Freddy.

Menurutnya, menjelang akhir tahun, masih ada potensi pertumbuhan pada underlying asset reksa dana.

Freddy menyampaikan sinyal bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, mengurangi stimulus makin terlihat akan berlangsung pada triwulan IV tahun ini. Kenaikan Fed Rate diproyeksikan akan maju lebih cepat dan pada 2022 menjadi 0,50%.

Perubahan juga terjadi pada target inflasi dan pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam. Inflasi tahun ini diperkirakan lebih tinggi dibanding perkiraan sebelumnya. "Hal ini disebabkan oleh disrupsi rantai pasokan global yang lebih persisten dari perkiraan," kata Freddy dalam riset tertulis yang dikutip Katadata.co.id, Senin (11/10).

The Fed merevisi turun pertumbuhan ekonomi AS menjadi 5,9% pada 2021 sebagai dampak dari peningkatan kasus Covid-19 varian delta pada triwulan III-2021. Meski demikian, aktivitas ekonomi tahun depan diperkirakan lebih baik. Terlihat dari proyeksi PDB AS yang meningkat menjadi 3,8% dari semula 3,3%.

Di kawasan Asia, pertumbuhan ekonomi kawasan Asia diperkirakan akan mengalami normalisasi pada semester kedua 2021. Pada paruh pertama, pertumbuhan ekonomi meroket tajam karena rendahnya PDB pada semester I-2020 akibat tahun awal pandemi Covid-19.

Sektor eksternal, yaitu ekspor, masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia. Hal ini didukung oleh pemulihan global terutama untuk permintaan barang elektronik seperti chip komputer.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...