Telkom Targetkan Konsolidasi Bisnis Pusat Data pada 2023
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk tengah menggodok rencana konsolidasi bisnis pusat data (data center) untuk dikelola pada satu entitas usaha di dalam grupnya. Perusahaan telekomunikasi raksasa milik negara ini berharap konsolidasi bisnis bisa terbentuk pada 2023-2024.
"Kami berharap konsolidasi dan value unlocking (membuka nilai) bisnis data center ini dapat terwujud dalam 2-3 tahun mendatang," kata VP Investor Relations Telkom Andi Setiawan dalam penjelasan tertulis kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (22/10).
Andi mengatakan Telkom saat ini dalam proses pendalaman untuk mempelajari konsolidasi bisnis data center. Rencana konsolidasi ini masih dalam tahap kajian. Pada tahap berikutnya, emiten berkode saham TLKM ini akan mengkaji opsi unlocking value terbaik yang akan memberikan manfaat besar bagi perusahaan.
Niatan tersebut muncul karena bisnis data center dinilai memiliki potensi valuasi yang lebih tinggi dibandingkan bisnis telekomunikasi. Pada akhirnya, hal ini akan memberikan nilai yang lebih tinggi bagi Telkom Group secara keseluruhan.
"Dalam rangka proses melakukan value unlocking tersebut, bisnis data center perlu dikonsolidasikan terlebih dahulu. Proses penggabungan bisnis data center masih dalam kajian dan perencanaan perusahaan," kata Andi.
Andi mengatakan konsolidasi bisnis data center diharapkan berkontribusi pada operasional dan kinerja keuangan di masa mendatang.
Pasalnya, dalam rangka transformasi menuju perusahaan telekomunikasi digital (digital telco company), data center merupakan bagian penting dari ekosistem digital Telkom. Data center berperan sebagi platform digital atas berbagai layanan digital Telkom.
"Strategi konsolidasi dan value unlocking data center diharapkan dapat menciptakan nilai yang lebih tinggi bagi seluruh pemegang saham," ujar Andi.
Selain merancang konsolidasi bisnis data center, Telkom juga mendorong anak usahanya PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) untuk go public. Beredar kabar, penawaran umum saham perdana (IPO) dilakukan pada akhir November atau awal Desember.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Katadata.co.id, proses penawaran awal saham Mitratel kemungkinan dimulai pada November, sementara penawaran umum saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) direncanakan akhir November atau awal Desember tahun ini.
Dalam laporan Reuters, Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah menyatakan Mitratel menargetkan dana segar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14,5 triliun.
"Tantangan terbesar bagi kami adalah penggunaan data yang rendah," ujarnya dikutip dari Reuters, 16 September lalu.
Dilansir dari Bloomberg pada 16 April lalu, Mitratel memilih HSBC Holdings Plc, JPMorgan Chase & Co, dan Morgan Stanley sebagai penjamin emisi untuk menangani rencana IPO tersebut. Ada pula dua sekuritas lokal, yaitu Mandiri Sekuritas dan BRI Danareksa Sekuritas.
Saat dikonfirmasi terkait jadwal IPO Mitratel, Deputi Kepala Divisi Legal, Sekretaris Perusahaan dan Komunikasi PT Mandiri Sekuritas Nadya Safira Siregar tak memberi tanggapan.