Berubah Jadi Bisnis Tambang MNC, IATA Kedatangan Dua Investor Baru

Image title
22 Oktober 2021, 17:51
MNC, IATA, Batu bara
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/wsj.
Sebuah truk pengangkut batu bara melintasi jalan tambang batu bara di Kecamatan Salam Babaris, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Rabu (7/7/2021).

PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA) kedatangan dua investor baru, Literati Capital Investments Limited dan Yaris International Ltd, melalui pembelian saham baru. Keduanya masuk sebelum Indonesia Transport & Infrastructure mengubah haluan dari bisnis transportasi menjadi bisnis pertambangan batu bara.

Berdasarkan keterbukaan informasi, Direksi IATA mengumumkan perusahaan telah melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement pada 19 Oktober 2021. Dari aksi korporasi ini, IATA mengantongi Rp 35,9 miliar.

Perseroan menerbitkan 718.147.000 saham baru dengan nilai nominal Rp 50 per saham, pada harga pelaksanaan Rp 50. Saham baru diambil oleh Literati Capital Investments Limited dan Yaris International Ltd.

"Dana yang diterima perusahaan setelah dikurangi biaya-biaya terkait penambahan modal tanpa HMETD akan digunakan sebagai tambahan modal kerja," kata Direksi IATA dikutip Jumat (22/10).

Penambahan modal oleh perusahaan penerbangan dan infrastruktur milik taipan Hary Tanoesoedibjo tersebut dilakukan sebelum mengakuisisi saham mayoritas PT MNC Energi dari PT MNC Investama Tbk (BHIT). Setelah transaksi, IATA akan menjadi entitas induk untuk seluruh perusahaan batu bara MNC Group.

IATA sedang bersiap mengambil alih sejumlah perusahaan MNC. Seperti PT Bhakti Coal Resources, perusahaan eksplorasi dan produsen tambang batu bara di Sumatera Selatan yang juga merupakan perusahaan induk dari sejumlah perusahaan pemilik Izin Usaha Pertambangan.

Bhakti Coal Resources merupakan induk dari PT Putra Muba Coal, PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal, PT Indonesia Batu Prima Energi, PT Arthaco Prima Energi, PT Sumatra Resources, PT Energi Inti Bara Pratama, PT Sriwijaya Energi Persada, PT Titan Prawira Sriwijaya, PT Primaraya Energi, dan PT Putra Mandiri Coal.

"Secara keseluruhan memiliki estimasi sumber daya sebesar 1,75 miliar MT dan estimasi cadangan sebesar 750 juta MT," kata Head of Investor Relations MNC Group Natassha Yunita dalam siaran pers, Jumat (15/10).

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...