Stafsus BUMN Sebut Garuda Kritis karena Manajemen Lama 'Ugal-ugalan'

Lavinda
Oleh Lavinda
25 Oktober 2021, 15:12
Garuda, Garuda Indonesia, BUMN
Arief Kamaludin|KATADATA
Maskapai Garuda Indonesia

Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga mengatakan kondisi keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang terus memburuk saat ini terjadi karena manajemen terdahulu menjalankan bisnis penerbangan secara 'ugal-ugalan'.

"Kita tahu kondisi Garuda saat ini karena dulu itu ugal-ugalan, penyewaan pesawat yang dilakukan oleh pihak garuda. Ugal-ugalan ini yang membuat kondisi Garuda buruk, diperparah lagi dengan kondisi Covid-19. puncaknya saja Covid, tapi mereka juga punya pondasi yang jelek," ujar Arya dalam keterangan 

Maka itu, Arya menyatakan Kementerian BUMN sedang berupaya keras menyelesaikan persoalan keuangan maskapai milik negara tersebut. Upaya utama yang dilakukan ialah bernegosiasi dengan para kreditur untuk menyelesaikan tumpukan utang perusahaan berkode saham GIAA ini.

"Kami sedang proses negosiasi, mudah-mudahan berhasil. Hanya dengan cara negosiasi kepada pemilik piutang ini yang kami harapkan. Kalau berhasil, maka Garuda akan tetap jalan," ujar Arya.

Sebaliknya, jika negosiasi gagal, Arya mengatakan pihaknya baru akan mencari langkah lain agar BUMN tetap memiliki maskapai penerbangan, "Kita tunggu saja bagaimana kondisi negosiasi."

Selain negosiasi, menurut Arya, perusahaan juga terus melakukan efisiensi keuangan demi menyelamatkan perusahaan. Untuk itu, dia mengimbau seluruh pihak untuk melihat kondisi yang ada saat ini secara rasional.   

Menanggapi opsi penyertaan modal negara (PMN), menurut Arya, Kementerian BUMN belum berencana meminta Kementerian keuangan untuk menyuntikkan modal kepada Garuda. Pasalnya, anggaran yang dibutuhkan Garuda tentu akan sangat banyak. 

"Kami sekarang berusaha betul sedikit-sedikit tidak disuntik PMN. Kita harus membangun BUMN yang sehat," katanya.

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN II Kartiko Wirjoatmodjo membenarkan rencana untuk menyiapkan PT Pelita Air Service (PAS) sebagai maskapai berjadwal nasional menggantikan Garuda Indonesia. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi apabila restrukturisasi dan negosiasi yang sedang dijalani oleh Garuda tak berjalan mulus.

"Kalau mentok ya kita tutup, tidak mungkin kita berikan penyertaan modal negara karena nilai utangnya terlalu besar,’" kata Kartiko seperti dikutip Antara, Sabtu (23/10).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...