Bank Dunia Siapkan Anggaran Rp 1.783 T untuk Proyek Perubahan Iklim

Abdul Azis Said
1 November 2021, 19:03
Bank Dunia, Perubahan Iklim
Arief Kamaludin | Katadata
Logo Bank Dunia

Negara-negara di dunia membutuhkan anggaran jumbo untuk menghadapi tantangan perubahan iklim. Untuk itu, Bank Dunia selaku lembaga keuangan global berkomitmen menyediakana dana pembiayaan perubahan iklim US$ 125 miliar atau setara Rp 1.783 triliun hingga lima tahun ke depan.

"Grup Bank Dunia menyediakan seperempat dari semua pembiayaan iklim publik untuk negara-negara berkembang, lebih dari separuh pembiayaan multilateral, dan dua pertiga dari pembiayaan adaptasi," kata Presiden Bank Dunia David Malpass dalam Sesi II: Climate Change dan Lingkungan pada Pertemuan Pimpinan G20, Minggu (31/10).

Di depan pemimpin negara-negara anggota G20, Malpass juga menyarankan agar pembanguan global diintegrasikan dengan tujuan penangana perubahan iklim. Ia meminta agar pemerintah menciptakan lingkungan bisnis dan kebijakan yang selaras dengan komitemn Nationally Determined Contributions (NDCs) yang dimiliki setiap negara.

Seperti diketahui, dalam dokumen NDCs, Indonesia berkomitmen mencapai target penurunan emisi sampai 2030 sebanyak 29% dengan upaya sendiri dan 41% dengan bantuan internasional.

Malpass menilai penanganan perubahan iklim merupakan proyek yang kompleks baik dari sisi pembiayaan maupun implementasinya. Maka itu, realisasinya perlu dibangun dengan perencanaan yang solid, kalibrasi dengan teknologi baru dan target yang lebih ambisius.

Ia menyebut terdapat beberapa sektor pembangunan yang memiliki peran penting dalam mendukung proyek perubahan iklim. Akses listrik menjadi prioritas tinggi, sektor pendidikan, perawatan kesehatan, pertanian, keuangan dan konektivitas sosial.

Penanganan perubahan iklim merupakan langkah yang besar, maka ia juga mengingatkan perlu adanya kemitraan bersama untuk mencapai tujuan tersebut. Kerja sama bukan hanya sesama pemerintah antar negara, melainkan dengan sektor swasta.

"Investasi sektor swasta akan menjadi vital dalam mendukung ketersediaan pasokan energi dan kapasitas listrik dengan cara yang lebih ramah lingkungan, karena kita perlu istirahat dari praktik penggunaan energi yang lama," kata Malpass.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...