Likuiditas Melimpah, BRI Setop Penawaran Obligasi Rp 20 Triliun

Image title
2 November 2021, 15:06
BRI, Obligasi, Perbankan
KATADATA
Bank BRI

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menghentikan penawaran umum obligasi berkelanjutan III dengan total target dana Rp 20 triliun. Salah satu alasannya, karena bank pelat merah ini memproyeksi dana pihak ketiga (DPK) mampu memenuhi kewajiban jangka pendek dan pertumbuhan kredit.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan, Senin (1/11), penghentian obligasi berkelanjutan terhitung mulai 29 Oktober 2021.

Direksi BRI menyatakan DPK perusahaan mengalami pertumbuhan setiap tahun. Pada 2019, total DPK menembus Rp 1.021 triliun. Pada akhir 2020, DPK BRI naik 9,78% menjadi Rp 1.121 triliun. Berdasarkan laporan keuangan terbarunya, total DPK BRI per akhir triwulan III-2021 Rp 1.135 triliun.

Sementara itu, total kredit yang disalurkan BRI per triwulan III-2021 menembus Rp 1.026 triliun atau tumbuh 9,7% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 935,34 miliar. Meski kredit tumbuh lebih tinggi dari DPK, likuiditas BRI masih terjaga. Rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) terjaga di level 83,27% per September 2021.

Alasan lain manajemen menghentikan penawaran umum obligasi berkelanjutan III karena baru saja melakukan penambahan modal.

"Hasil penambahan modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (rights issue) meningkatkan likuiditas Perseroan," kata Direksi BRI dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (2/11).

Seperti diketahui, penerbitan saham baru oleh BRI menjadi yang terbesar ke-7 di dunia sejak 2009. Nilai dari aksi korporasi itu mencapai Rp 95,9 triliun dengan kelebihan permintaan (oversubscribed) mencapai 1,53%.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...