Kembangkan Etanol, Produsen Gula UEA akan Investasi Rp 28 T di RI

Lavinda
Oleh Lavinda
7 November 2021, 19:25
Investasi, Kementerian Perindustrian, Agus Gumiwang
ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/wsj.
Perajin membuat gula aren tradisional di Desa Keureuseng, Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Minggu (21/2/2021).

Produsen gula berskala besar di kawasan Timur Tengah, Al Khaleej Sugar Co. (AKS) berminat untuk berinvestasi sebesar US$ 2 miliar atau sekitar Rp 28,68 triliun untuk produksi gula, pengembangan etanol, dan listrik dari biomassa di Indonesia.

Komitmen ini disampaikan oleh Managing Director Al Khaleej Sugar Co. sekaligus Chairman Jamal A-Ghurair Group, Jamal Al-Ghurair saat bertemu dengan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam perhelatan Expo Dubai 2020 di Uni Emirat Arab, Selasa (2/11) waktu setempat.

Advertisement

“AKS akan berinvestasi pabrik gula terintegrasi di Indonesia. Selain memproduksi gula, AKS juga rencananya memproduki bioetanol dan listrik dari biomassa,” ungkap Agus melalui keterangan tertulis, Minggu (7/11).

Menperin mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan kementerian lain untuk menjajaki peluang investasi tersebut karena terkait investasi energi dan pemenuhan lahannya. Selain itu, Agus berharap penanaman modal perusahaan gula asal Dubai itu bakal menjadi pendorong industri gula nasional yang lebih efisien pada masa depan.

“AKS akan mengembangkan fabrikasi etanol dari gula. Etanol tersebut pun diharapkan dapat menjadi sumber bahan bakar alternatif,” ujarnya.

Upaya ini sejalan dengan tren pengurangan emisi karbon yang membuat sejumlah negara 'memutar otak' untuk mencari sumber energi yang lebih bersih.

Negara-negara lain seperti, Australia, Amerika Serikat, dan Filipina telah mengembangkan etanol dalam jumlah besar sebagai alternatif bahan bakar fosil. Pemanfaatan etanol dalam energi baru dan terbarukan menjadi satu alternatif untuk pengurangan gas emisi karbon dari sektor transportasi.

Selain sebagai bahan bakar, lanjut Agus, etanol gula dapat dimanfaatkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap gula rafinasi. “Dalam konteks ini, impor gula bisa ditekan dan bahkan ke depan berpeluang berkurang sekitar 750 ribu ton per tahun,” ungkapnya.

AKS memiliki pabrik gula di Dubai dengan kapasitas 6.000 ton gula per hari. Selain memiliki pabrik gula di Dubai, AKS juga berinvestasi di Mesir dan Spanyol. Penghasilan AKS per tahun diperkirakan sebesar US$ 14 miliar.

Menurut Agus, kebutuhan gula nasional tercatat sekitar 6,7 juta ton. Terdapat beberapa cara untuk mengurangi impor gula, di antaranya dengan menyiapkan lahan perkebunan tebu dan mendorong proses transformasi digital.

"Kehadiran AKS di Indonesia, Insya Allah dapat membantu memenuhi kebutuhan gula nasional," kata Menperin.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement