Investor Baru Masuk, Chandra Asri Tambah Jumlah Direksi dan Komisaris

Andi M. Arief
8 November 2021, 22:55
Chandra Asri, TPIA, Direksi
Chandra Asri
PT Chandra Asri Petrochemcial Tbk
PT Chandra Asri Petrochemcial Tbk. (TPIA) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB). Salah satu agenda RUPS-LB itu adalah persetujuan perubahan anggaran dasar perseroan.
 
Perubahan anggaran dasar yang dimaksud adalah jumlah anggota direksi dan dewan komisaris menjadi masing-masing paling banyak 15 dari jumlah sebelumnya hanya tujuh anggota. Hal itu dilakukan mengingat adanya usulan penambahan anggota direksi dan dewan komisaris baru.
 
"Penambahan komposisi anggota direksi dan dewan komisaris ini dirasa perlu dilakukan seiring dengan pertumbuhan bisnis perusahaan guna kegiatan operasional yang semakini tinggi dan kompleks," kata Direktur TPIA Suryandi kepada Katadata, Senin (8/11/2021).
 
Suryandi melanjutkan usulan penambahan anggota direksi dan dewan komisaris dilakukan seiring masuknya investor baru yang telah berkomitmen memberikan kontribusi. Seperti diketahui, TPIA telah menyelesaikan Penawaran Umum Terbatas (PUT) III dan telah dipesan secara penuh oleh investor utama baru, yakni Thai Oil Public Company Limited melalui PT TOP Investment Indonesia.
 
Total penambahan modal melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue tersebut ditaksir mencapai Rp 15,48 triliun. Setelah right issue, posisi ekuitas Chandra Asri hampir mencapai US$ 3 miliar dengan total likuiditas senilai US$ 2 miliar.
 
Dana segar tersebut akan digunakan untuk membangun kompleks pabrik TPIA yang kedua pada 2022. Pabrik itu akan dirancang untk memproduksi ethylene, propylene, polyethylene, polypropylene, butadiene, benzene, toluene, dan mixed xylene.
 
Pengoperasian pabrik itu diramalkan dapat menekan impor petrokimia lantaran seluruh produk olefin dan aromatik di dalam negeri. Sejauh ini, sekitar 50% kebutuhan bahan baku maupun produk jadi petrokimia masih mengandalkan impor.
 
Seperti diketahui, olefin merupakan bahan baku bagi industri plastik dan turunannya, sedangkan aromatik merupakan bahan baku bagi banyak industri, seperti tekstil, makanan, farmasi, dan lainnya.
 
Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan Chandra Asri sepanjang Januari-September 2021 naik 48,34% menjadi US$ 1,88 miliar dari periode yang sama tahun lalu senilai US$ 1,26 miliar. Penjualan lokal masih memiliki kontribusi terbesar ke pendapatan TPIA atau sebanyak 77,93%.
 
Penjualan produk TPIA di dalam negeri tumbuh 61,27% menjadi US$ 1,46 miliar dari realisasi Januari-September 2020 sebanyak US$ 909 juta. Penjualan dengan nilai terbesar adalah produk polyolefin yang tumbuh 59,82% dari posisi US$ 672 juta hingga kuartal ketiga 2020 menjadi US$ 1,07 miliar.
 
Sementara itu, pertumbuhan penjualan tertinggi terjadi pada produk butadiene atau sebanyak 95% menjadi US$ 82,81 juta dari posisi US$ 42,40 juta.
Di samping itu, performa ekspor TPIA tumbuh 17,14% secara tahunan sepanjang Januari-September 2021 menjadi US$ 410,94 juta dari posisi US$ 350,26 juta. Pada tahun ini, TPIA mulai mengekspor Methyl Tert-butyl Ether (MTBE) dan Butene-1 dan telah mendapatkan hasil US$ 36,94 juta.
 
Adapun, beban pokok pendapatan TPIA tercatat turun tumbuh 29,01% secara tahunan hingga kuartal ketiga 2021 menjadi US$ 1,57 miliar dari periode yang sama tahun lalu sebanyak US$ 1,22 miliar. Walakin, laba kotor perseroan melesat lebih dari enam kali lipat menjadi US$ 306, 79 juta.
 
TPIA merupakan industri petrokimia yang menjadi memproduksi bahan baku bagi industri lainnya di dalam negeri. Sejauh ini, produk utama TPIA adalah bahan baku bagi industri plastik, seperti monomer, polyethylene, dan polypropylene.

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement