Masuk Bursa Saham, Produsen Cat Avian Berpotensi Raup Rp 5,7 Triliun
Produsen cat PT Avia Avian menawarkan maksimal 6,2 miliar unit saham kepada publik dalam aksi korporasi penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO). Jumlah saham yang dilepas ke publik setara 10% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Berdasarkan prospektus ringkas yang disampaikan di salah satu media massa, Avian berpotensi meraup dana segar maksimal Rp 5,76 triliun. Pasalnya, harga saham yang ditawarkan ke publik berkisar antara Rp 780 hingga Rp 930 per saham.
Dalam aksi korporasi ini, Avian akan mengalokasikan 2% dari saham yang ditawarkan pada IPO untuk program alokasi saham kepada karyawan (ESA). Jumlahnya 124 juta saham dengan harga pelaksanaan yang sama seperti untuk pemegang saham publik.
Penjamin pelaksana emisi efek menjamin dengan kesanggupan penuh (full commitment) terhadap sisa saham yang ditawarkan yang tidak dipesan. Penjamin pelaksana emisi efek ialah PT Mandiri Sekuritas. Sementara itu, penjamin emisi efek antara lain, PT UBS Sekuritas Indonesia dan PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia.
Berdasarkan prospektus tersebut, Avian berencana menggunakan dana IPO sekitar 54,5% yang digunakan untuk modal kerja. Manajemen mengatakan, modal kerja itu untuk pembayaran kepada pemasok, pembelian persediaan, biaya operasional, dan modal kerja lainnya.
Selanjutnya, sekitar 18,2% dana IPO akan digunakan oleh anak usaha PT Tirtakencana Tatawarna untuk modal kerja. Mekanisme penyaluran dilakukan dalam bentuk penambahan modal.
Sebanyak 13,3% akan digunakan untuk pelunasan pokok utang bank dan TKWR. Pelunasan pokok utang bank tersebut diperkirakan akan dilaksanakan setelah mendapatkan dana melalui Penawaran Umum Perdana Saham
Manajemen Avian menggunakan sekitar 14% dana IPO akan digunakan pada periode 2022-2024 untuk pembelanjaan modal (capital expenditure) fasilitas manufaktur ketiga yang baru di Cirebon. Selain itu dana digunakan untuk fasilitas manufaktur yang sudah ada, mesin-mesin dan pusat distribusi.
Lebih rinci, dana sekitar 9,60% dari IPO digunakan untuk pembelian mesin-mesin, berupa mesin filling, mesin mixer, reactor, dan rangka serta mesin-mesin pembuat kemasan kaleng untuk kegiatan usaha.
Sekitar 2,7% untuk perbaikan dan pemeliharaan bangunan dan infrastruktur. Sekitar 0,2% untuk IT infrastruktur, peralatan kantor, dan kendaraan operasional. Sekitar 1,5% untuk IT Infrastruktur, peralatan kantor, dan kendaraan operasional anak usaha TKTW.
Masa penawaran awal IPO ini pada 12-18 November. Lalu perkiraan tanggal efektif pada 29 November. Masa penawaran umum perdana saham pada 1-3 Desember 2021. Perkiraan jadwal pencatatan di Bursa pada 7 Desember.