Berada di Zona Merah sejak IPO, Mitratel Dinilai Berprospek Positif

Andi M. Arief
24 November 2021, 14:51
Mitratel, BUMN
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Karyawan melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (20/5/2020).

Harga saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) tercatat merosot 4,37% atau 35 poin ke level Rp775 pada perdagangan hari ini, dari level harga pencatatan saham perdana Rp 800 Senin (22/11) lalu.

Sejumlah analis menyampaikan hasil pengamatannya, baik secara teknikal maupun fundamental terhadap pergerakan harga saham emiten menara telekomunikasi milik Grup Telkom tersebut.

Analis Verdhana Sekuritas Indonesia Nicholas Santoso dan Raymond Kosasih menyatakan, meskipun perdagangan perdana berakhir di zona merah, emiten berkode saham MTEL ini memiliki potensi pertumbuhan organik yang besar dengan rasio harga saham per laba atau price to earning (PER) yang tinggi.

Sebagai informasi PER adalah rasio yang digunakan untuk menilai tinggi atau rendahnya harga sebuah saham berdasarkan kemampuan emiten menghasilkan laba bersih.

Berdasarkan hasil analisisnya, Verdhana Sekuritas Indonesia memberikan prospek positif terhadap Mitratel. Hal itu mengingat potensi penyewaan menara telekomunikasi di dalam negeri masih besar.

Pasalnya, pertumbuhan trafik data di dalam negeri akan melesat seiring dengan penerapan teknologi 5G. Menurut Nicholas dan Raymond, ini membutuhkan pertukaran data yang mulus, sehingga jarak antara menara telekomunikasi akan semakin dekat.

Dengan kata lain, jumlah menara telekomunikasi yang dibutuhkan untuk penerapan 5G akan semakin banyak. "Hal ini tentu akan berdampak positif terhadap Mitratel," tulis Nicholas dan Raymond dalam risetnya, Rabu (24/11).

Berdasarkan riset Samuel Sekuritas Indonesia (SSI), pertumbuhan kinerja Mitratel juga akan berasal dari bisnis lokasi bersama atau kolokasiMitratel tercatat memiliki 23.232 menara hingga akhir 2021 dan akan bertambah menjadi 28.030 pada 2022 setelah menyerap menara dari Grup Telkom.

Hingga akhir tahun ini, jumlah tenant Mitratel diprediksi mencapai 36.507 entitas. Angka itu diramalkan bertambah menjadi 42.016 pada tahun depan.

Artinya, rasio kolokasi pada 2022 mencapai 1,5 kali dengan rincian 1,39 kali di luar Pulau Jawa dan 1,64 kali di Pulau Jawa. Adapun, 57,3% menara perseroan berada di luar Pulau Jawa.

Mitratel saat ini memiliki pangsa pasar industri menara telekomunikasi domestik hingga 24%. Angka itu naik dari posisi 2018 di evel 17%.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...