Tingkatkan Omzet, Krakatau Steel Bentuk Platform Digital Produk Baja

Andi M. Arief
26 November 2021, 21:57
Krakatau Steel, BUMN
PT. Krakatau Steel
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mencatatkan rekor produksi bulanan baja lembaran dingin atau Cold Rolled Coil (CRC) sebanyak 81.342 ton di penutupan produksi CRC pada 31 Oktober 2021.

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk akan menaikkan pangsa pasar produk baja dengan membuat platform digital, yakni KRASmart. Aplikasi ini akan dikembangkan menjadi marketplace digital khusus produk baja.

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, pembuatan platform digital ini merupakan salah satu strategi perseroan dalam mengejar target volume pertumbuhan penjualan 26% pada 2022. Namun, Silmy belum dapat memperkirakan secara rinci kontribusi platform digital itu pada pertumbuhan tahun depan.

"Kami  masih lihat lah (kontribusinya tahun depan). Saya (harap) untuk tahap awal paling tidak eksisting costumer bisa 100% (masuk ke platform ini)," kata Silmy di Jakarta, Jumat (26/11).

Hingga akhir 2021, Silmy menargetkan nilai penjualan perseroan dapat mencapai Rp 32  triliun. Angka itu ditargetkan naik 26% menjadi Rp 35 triliun sampai Rp 40 triliun pada tahun depan.

Emiten industri baja berkode saham KRAS ini telah membukukan pertumbuhan nilai penjualan sebesar 73,18% menjadi US$ 1,8 miliar sampai Oktober 2021, dari realisasi Januari-Oktober 2020 senilai US$ 1 miliar. Sementara itu, volume penjualan naik 20% menjadi 1,5 juta ton.

Di masa depan, KRASmart ditargetkan menjadi marketplace digital khusus produk baja. Dengan kata lain, produsen selain KRAS dapat memajangkan produknya pada platform itu.

Namun demikian, perseroan akan mensyaratkan produk yang masuk dalam platform itu harus memiliki sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk menjaga kualitas bagi konsumen. Hal itu merupakan bagian dari usaha perseroan untuk memperbaiki ekosistem industri baja saat ini.

"Kami mau memperbaiki ekosistem bukan hanya dalam konteks tata niaga, tapi bagaimana industrinya bisa mengikuti aturan. Terus, costumernya bisa mendapatkan arang yang sesuai standar," ucap Silmy.

Sub-Holding Anak Usaha

Direktur Keuangan KRAS Tardi mengatakan strategi utama yang akan perseroan lakukan adalah penataan anak usaha menjadi sub-holding. Hal itu dinilai penting agar valuasi anak usaha bisa naik dan lebih menarik saat ditawarkan ke mitra strategis maupun saat melantai di bursa.

Pada 2022, KRAS akan membuat satu anak usaha sub-holding baru, yakni Krakatau Baja Industri (KBI). Sub-holding ini akan fokus menyediakan bahan baku bagi industri pengguna, seperti industri otomotif, elektronika, komponen infrastruktur, galangan kapal, dan lainnya.

Perseroan menargetkan pembuatan anak usaha itu dapat rampung pada kuartal I/2022. Sejauh ini, perseroan belum berencana menawarkan anak usaha ini pada mitra strategis.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...