Sikap Jokowi soal UU Cipta Kerja Pacu IHSG ke Level 6.608 Hari Ini

Andi M. Arief
29 November 2021, 18:25
IHSG, Bursa Saham, Bursa Efek Indonesia (BEI)
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Karyawan memfoto layar pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (27/12/2019).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,71% ke level 6.608 pada perdagangan Senin (29/11) hari ini. Sentimen utama kenaikan indeks diperkirakan datang dari keterangan pers Presiden Joko Widodo terkait Undang-Undang (UU) No. 11/2020 tentang Cipta Kerja.

Berdasarkan data Stockbit, IHSG langsung bergerak ke zona merah saat pembukaan dan menyentuh titik terendahnya di level 6.552. Pada sesi kedua perdagangan, IHSG bergerak naik, bahkan sempat menyentuh level 6.617.

Advertisement

Sekitar pukul 12.00 WIB, Kepala Negara mengumumkan keputusan Mahkamah Konstitusi tentang UU Cipta Kerja tidak akan menganggu kepastian dan keamanan investasi di dalam negeri. UU Cipta kerja masih tetap berlaku selama pemerintah dan DPR merevisi aturan tersebut dalam jangka 2 tahun.

"Apa yang disampaikan Pak Jokowi punya pesan yang penting. Kalau diingat kenapa Omnibus Law ada, (itu) untuk mendorong (investasi) sektor riil bergerak, untuk mendorong FDI (foreign direct investment) naik," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus kepata Katadata, Senin (29/11).

Nico mengatakan, kebijakan dampak UU Cipta Kerja tidak akan berpengaruh dalam jangka pendek. Namun demikian, pernyataan Presiden Jokowi dinilai akan mengubah status quo investasi yang selama ini didominasi oleh sektor finansial.

Selain itu, pernyataan itu telah ditunggu pelaku pasar dan investor setelah IHSG terkoreksi cukup dalam pada penutupan pekan lalu. Nico menilai pemerintah menanggapi dinamika pasar itu dengan baik.

Menurutnya, pernyataan Presiden merupakan penggerak penting untuk mengubah pergerakan indeks. Seperti diketahui, IHSG mengalami pelemahan terbesar sepanjang kuartal IV-2021 pada Jumat (26/11) sebesar 2,06% ke level 6.553.

Berdasarkan data RTI Infokom, seluruh indeks di Asia mengalami bergerak menukik sejak Jumat (26/11) dan berlanjut hingga hari ini. Per Senin (29/11), Nikkei 225 Index ditutup melemah 1,63%, Hang Seng Index turun 0,95%, Shanghai Composite turun 0,04%, dan Strait Times Index turun 1,5%.

Penurunan indeks di hampir seluruh Benua Kuning disebabkan oleh berkembangnya mutasi baru Covid-19, yakni Omicron. Sampel pertama varian asal Afrika Selatan ini ditemukan pada 9 November 2021 dan dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 27 November 2021.

WHO menyatakan Omicron sebagai variant of concern yang berpotensi lebih menular dari pada varian virus corona sebelumnya. Varian ini terdeteksi di Australia, Belgia, Botswana, Inggris, Denmark, Jerman, Hong Kong, Israel, Italia, Belanda, dan Afrika Selatan. Varian ini memiliki 50 mutasi virus. Dari jumlah tersebut, 30 mutasi berada di spike protein atau mahkota virus. 

"Itu (varian omicron) jadi salah satu rasa khawatir terhadap prospek pertumbuhan ekonomi yang terganggu. Sejauh mana pandemi Covid-19 bisa dimitigasi, sejauh itu juga prospek ekonomi terjaga," kata Nico.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement