Tak Mau Bebani APBN, Erick Thohir Pastikan IPO Dua BUMN Tahun Depan

Andi M. Arief
2 Desember 2021, 14:00
BUMN, IPO
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi IPO

Pemerintah berencana menambah modal beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tanpa membebani anggaran pemerintah. Caranya, membawa sejumlah perusahaan pelat merah ke lantai bursa melalui skema penawaran umum perdana saham (IPO) tahun depan. 

Paling terdekat, dua perusahaan milik negara yang akan IPO pada 2022 yakni, PT Pertamina Geotherma Energy (PGE) dan PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry.

Advertisement

Menteri BUMN Erick Tohir mengatakan, aksi itu dipilih mengingat fiskal negara sudah cukup terbebani oleh pengeluaran lain. Anggaran negara bahkan defisit telah menembus level 3% akibat pandemi Covid-19.

"Artinya, PMN (Penambahan Modal Negara) harus dikurangi. Karena itulah sejak awal kami coba melihat (BUMN) bisa lebih mandiri," karta Erick Thohir dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR, Kamis (2/12).

Aksi korporasi BUMN yang paling dekat ialah rencana IPO PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) pada kuartal II 2022. Dana hasil penjualan saham ke publik rencananya akan digunakan untuk menambah kapasitas energi perseroan menjadi dua kali lipat pada lima tahun mendatang. Saat ini, kapasitas energi PGE baru mencapai 900 megawatt.

Peningkatan kapasitas energi itu merupakan bagian dari rencana transformasi energi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) ke energi baru terbarukan (EBT). Target transformasi itu adalah kapasitas EBT oleh PLN mencapai 15.000 megawatt atau 15 gigawatt.

Di samping itu, peningkatan kapasitas EBT itu dilakukan untuk mendukung program energi hijau di dalam negeri. Selain itu, peningkatan dilakukan agar produk besutan pengusaha lokal dapat masuk ke pasar Eropa.

"Kita tetap mesti ikut globalisasi, tapi bukan berarti membuka sumber daya alam sebesar-besarnya untuk pertumbuhan ekonomi negara lain," kata Erick.

Selanjutnya, BUMN yang akan melakukan IPO pada tahun depan adalah PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Indonesia Ferry atau ASDP. Penambahan modal diperlukan untuk mengganti beberapa kapal perseroan yang telah berumur 40-60 tahun.

Erick optimistis proses IPO ASDP dapat berjalan baik melihat realisasi HMETD PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) yang mencapai Rp 54,7 triliun. Pasalnya, target pasar ASDP dan BRI tidak jauh berbeda.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement