Harga Saham Bukalapak Anjlok hingga Batas Bawah, Bagaimana Prospeknya?

Lavinda
Oleh Lavinda
7 Desember 2021, 15:30
Bukalapak
Bukalapak
Bukalapak

Harga saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) terjun bebas ke level Rp 426 pada perdagangan Selasa (7/12) hari ini. Harganya berada di titik terendah sejak harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada 6 Agustus lalu sebesar Rp 850.

Pada siang hari, harga saham anak usaha Grup Emtek ini melorot 6,58% atau 30 poin, hingga menyentuh batas terbawah alias auto reject bawah (ARB).

Advertisement

Berdasarkan data RTI, harga saham dibuka di level Rp 432 pada perdagangan hari ini, atau menurun dari harga penutupan perdagangan kemarin, Rp 456. Menurut data BEI, saham Bukalapak diperdagangkan dengan volume 148,89 juta saham dan frekuensi 6.133 kali. Nilai saham yang ditransaksikan mencapai Rp 63,58 miliar.

Kapitalisasi pasar emiten marketplace ini merosot hingga menjadi Rp 43,9 triliun. Padahal, kapitalisasi pasar saat pencatatan perdana mencapai Rp 87,6 triliun. Berdasarkan histori, harga sahamnya telah anjlok 52,67% dalam tiga bulan terakhir, dan melorot 39,57% dalam satu bulan ke belakang.

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan, berdasarkan analisis teknikal, harga saham Bukalapak masih akan mengalami tren penurunan. 

"Kalau secara analisis teknikal, saya lihat masih downtrend (mengalami tren penurunan)," ujar Hendriko kepada Katadata.co.id, Selasa (7/12).

Kendati demikian, ada potensi terjadi pembalikan ke atas atau technical rebound dalam waktu dekat. Hal ini melihat penurunan yang terjadi sudah cukup signifikan, dan hari ini ditutup dengan stochastic golden cross.

"Tidak ada level support pada BUKA karena sudah menembus all time low-nya (terendah sepanjang masa), sedangkan resisten di level Rp 500," ujarnya.

Sebelumnya, Manajemen Bukalapak yang diwakili Sekretaris Perusahaan Perdana A. Saputro mengatakan, sentimen global menjadi penyebab penurunan saham Bukalapak. Pasalnya, kinerja keuangan perusahaan semakin membaik.

"Berdasarkan analisis manajemen, penurunan ini sebagian disebabkan oleh perubahan sentimen global," kata Perdana dikutip dari keterbukaan informasi, Jumat (3/12).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement