Saham Baru Bank Neo Commerce Laku Rp 2,5 T, Tembus Syarat Modal Inti
Penerbitan saham baru PT Bank Neo Commerce Tbk mengalami kelebihan pesanan atau oversubscribed sebanyak 679 juta saham atau senilai Rp 882,5 miliar. Dalam aksi korporasi ini, perusahaan berhasil menghimpun dana senilai Rp 2,49 triliun.
Emiten perbankan berkode BBYB ini menerbitkan saham baru melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak-banyaknya 1,92 saham baru seharga Rp 1.300 per saham. Dengan kata lain, perusahaan mengalami kelebihan permintaan sebesar 35,23% dari batas atas target penawaran umum terbatas (PUT) V.
"Tingginya minat masyarakat untuk memiliki saham Bank Neo Commerce merupakan bentuk tumbuhnya kepercayaan dari berbagai tahapan transformasi menjadi bank digital atas berbagai inovasi layanan serta produk perbankan digital yang dinilai berhasil oleh masyarakat," kata Direktur Utama BBYB Tjandra Gunawan dalam keterangan resmi, Rabu (22/12).
Tjandra mengatakan, ini adalah kali kedua PUT perseroan mengalami kelebihan permintaan. Sebelumnya, PUT IV pada 2021 juga mengalami kelebihan tersebut mencapai 426 juta saham senilai Rp127,9 miliar. Pada PUT IV, efek yang ditawarkan mencapai 832,72 juta saham dengan harga Rp 300 per saham. Alhasil, dana segar hasil PUT IV yang diterima perseroan mencapai Rp 249,82 miliar.
Secara total, perseroan telah mendapatkan dana segar senilai Rp 2,73 triliun sepanjang 2021. Tujuan dua PUT yang dilakukan pada tahun ini adalah memenuhi syarat modal inti yang ditetapkan OJK minimal Rp 2 triliun pada akhir tahun ini. Angka tersebut akan naik menjadi Rp 3 triliun pada akhir 2022.
Per September 2021, modal inti BBYB baru mencapai Rp 1,02 triliun. Dengan kata lain, modal inti perseroan kini dapat mencapai Rp 3,75 triliun atau melewati ketentuan yang ditetapkan OJK.
Penambahan modal kedua PUT pada tahun ini akan diprioritaskan untuk investasi berkelanjutan pada teknologi informasi. Langkah yang ditempuh dengan mengembangkan aplikasi neobank milik Bank Neo Commerce seperti pengembangan fitur dan layanan perbankan yang inovatif.
Perseroan menyatakan akan berkomitmen untuk terus berinovasi untuk memberikan pengalaman unik perbankan digital. Adapun, BBYB akan fokus pada inovasi dan terobosan terkait interaksi antar-nasabah.
Berdasarkan laman resmi BBYB, mayoritas saham perseroan ada di masyarakat atau sebanyak 46,06%. Adapun, entitas dengan saham terbanyak adalah PT Akulaku Silvrr Indonesia yang mencapai 24,98%. Per 14 Desember 2021, jumlah saham perseroan kini sejumlah 9,42 miliar saham.
Berdasarkan data Stockbit, saham BBYB konsisten bergerak di zona hijau sepanjang 2021. Secara tahun berjalan, harga saham BBYB telah naik lebih dari 10 kali lipat atau naik 2.469 poin ke level Rp 2.730 per saham dari penutupan 2020 di posisi Rp 261 per saham. Adapun, saham BBYB dilego Rp 100 per saham saat penawaran umum perdana pada 2015.
Rasio harga saham terhadap laba atau price to earning (PE) BBYB pernah menyentuh titik 702,33 kali pada 2 Maret 2021. Realisasi itu merupakan posisi rasio PR BBYB tertinggi setidaknya sejak 2018.
Namun demikian, rasio PE BBYB mulai menukik pada medio kuartal II-2021. Saat ini, rasio PE BBYB berada di level minus 101,59 kali.