Sempat Sentuh Rekor Tertinggi, IHSG Menguat 0,69% pada Sesi Pertama
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,69% ke level 6.777,6 pada penutupan sesi pertama perdagangan hari ini, Senin (7/2). Sekitar pukul 10.00 WIB, indeks saham sempat menyentuh level tertingginya di posisi 6.806, ditopang sentimen positif data pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pada penutupan sesi pertama ini, jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 14,92 miliar saham dengan nilai Rp 6,84 triliun. Tercatat 311 saham yang bergerak di zona hijau, 195 saham terkoreksi, dan 158 saham yang stagnan. Bersamaan dengan penguatan IHSG, investor asing juga memborong saham-saham domestik, hal ini terlihat dari net buy asing di pasar reguler yang mencapai Rp 927,4 miliar.
Kemudian, bursa-bursa di kawasan Asia yang juga berada di zona hijau, yakni Shanghai Composite Index menguat 1,91%, Strait Times Index juga menguat 0,33%. Sementara Nikkei 225 Index bergerak negatif dengan tekoreksi sebesar 0,78% dan Hang Seng Index juga terkoreksi sebesar 0,31%.
Pada penutupan sesi pertama ini, saham yang menempati urutan teratas dalam Top Gainers adalah PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON) yang menguat 28,57% menjadi Rp 135 per sahamnya. Sementara yang menempati Top Losers yaitu PT Multifilling Mitra Indonesia Tbk (MFMI) dengan koreksi 6,99% menjadi Rp 865 per sahamnya.
Secara indeks sektoralnya, penguatan IHSG disokong oleh sembilan indeks sektoral yang menguat. Sedangkan dua indeks sektoral lainnya tergelincir ke zona merah.
Adapun, indeks sektoral dengan kenaikan terbesar adalah IDX Sektor Konsumer yang naik 2,72%, IDX Sektor Barang Baku naik 0,96%, IDX Sektor Energi naik 0,91%, dan IDX Sektor Transportasi yang naik 0,88%. Sementara itu, indeks sektoral yang melemah adalah IDX Sektor Kesehatan yang turun 0,73% dan IDX Sektor Properti yang turun 0,34%
CEO Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya memperkirakan IHSG hari ini bakal berada dalam kisaran level 6.626 - 6.754. Perkembangan pola gerak IHSG saat ini masih menunjukkan potensi untuk mengalami kenaikan jangka pendek, dengan peluang untuk mencetak rekor kembali.
Ia juga mengatakan, dengan dirilisnya data pertumbuhan perekonomian Indonesia dapat menjadi sentimen positif bagi pergerakan IHSG.
“Selain itu, masih tercatatnya capital inflow (arus modal asing masuk) secara year to date juga akan turut mewarnai pergerakan IHSG," kata William dalam risetnya, dikutip Senin (7/2).
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi 2021 mencapai 3,69%, lebih baik dibandingkan tahun 2020 yang mengalami kontraksi 2,07%. Namun, angka ini berada di bawah proyeksi Menteri Keuangan Sri Mulyani sebesar 4%.
Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan, produk domestik bruto pada kuartal keempat tahun lalu yang dihitung atas harga dasar berlaku mencapai Rp 4.498 triliun, sedangkan jika dihitung harga dasar konstan Rp 2.845,9 triliun. Dengan demikian, menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV tumbuh 1,06% dibandingkan kuartal sebelumnya atau 5,02% dibandingkan kuartal IV 2021.
"Secara kumulatif, ekonomi Indonesia selama 2021 tumbuh 3,96%" ujar Margo dalam Konferensi Pers, Senin (7/2).